Beda Zaman Ahok dan Anies, Begini Pengakuan Langsung dari Wong Cilik

0 71

 

DERAKPOST.COM – Era zaman Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ini berbeda dengan Anies Baswedan, begitu dirasa perwakilan tukang becak se-Jakarta.

Seperti halnya pengakuan Udin. Dirinya membeberkan bagaimana nasib begitu berbeda pada dua era di kepemimpinan tersebut di DKI Jakarta. Bahkan dari hal parah dirasa era Gubernur Sutiyoso.

“Pada era Gubernur Sutiyoso itu, dirinya sangat tersiksa dalam hal menjalankan pekerjaannya itu sebagai tukang becak. Pasalnya, waktu jaman Sutiyoso, becak diumpetin atau dilarang,” sebutnya.

Terlebih lagi katanya, pada era Gubernur sebelumnya, Ahok. Bahkan becak yang sedang diparkir, dan tidak dioperasikan juga diangkut oleh Satpol PP. Bahkan ini becak yang digembok juga digaruk.

Dilansir dari Wartaekonomi.com. Alasan
penyitaannya becak itu berdasar Perda No 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Tapi, aturan ini lantas dibongkar oleh Anies agar becak bisa beroperasi.

Begitu regulasi baru dijalankan, Udin mengaku jauh lebih tenang. Ia tetap boleh mengayuh becak meski tak boleh di jalan protokol dan hanya di perkampungan.

“Selama bapak Anies menjabat Gubernur DKI, kami sebagai pengayuh becak Jakarta merasa tenang, aman, tidak diuber-uber lagi oleh Satpol PP,” kata Udin.

Sebelumnya, diketahui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan ucapan terima kasih Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) dalam acara silaturahmi bersama Gubernur dan Wakil Gubernur dengan JRMK di pelataran Fatahilah, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (9/10/2022).

Dalam acara itu, para peserta menjelaskan soal cerita mengenai hidupnya yang kini disebut lebih baik setelah Anies menjabat. Misalnya salah seorang perwakilan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengaku tak lagi dikejar-kejar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) selama berdagang.

Dalam acara itu, peserta menjelaskan soal cerita mengenai hidupnya yang kini disebut lebih baik setelah Anies menjabat. Misalnya salah seorang perwakilan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengaku tak lagi dikejar-kejar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) selama berdagang.

“Selama lima tahun ini, saya merasakan menjadi manusia. Dulu saya ditembak, dikejar-kejar pak. Sekarang sudah tidak lagi,” ujar pria itu di atas panggung.

Selanjutnya, JRMK juga menampilkan presentasi soal sejumlah program penataan kampung di Jakarta. Mulai dari Kampung Akuarium, Kampung Bayam, dan Kampung Kunir.

Kendati demikian, masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang belum selesai dikerjakan dalam urusan dokumen dan administrasi.

Setelah itu, Anies juga menyalami para warga yang hadir. Bahkan, mereka juga memberikan dukungan untuk Anies maju sebagai Presiden. “Maju lagi pak, jadi Presiden,” kata salah seorang warga.

Setelah acara selesai, Anies menyebut kegiatan ini berbeda dari perpisahan lainnya. Anies bahkan mengaku terharu mendapatkan ucapan, jabat tangan, hingga pelukan dari para warga dari JRMK.

“Bagaimana tidak terharu menyaksikan rakyat kecil mengungkapkan kebahagiaan karena bisa hidup tenang, layak, bisa mencari mata pencaharian dengan layak dan baik,” kata Anies.

Ia mengaku terharu karena ucapan terima kasih ini datang dari warga miskin kota yang selama ini terpinggirkan. Ia menganggap berbagai program yang dituntaskan untuk mereka merupakan bentuk keperbihakan pada keadilan.

“Masih banyak kampung-kampung di Jakarta yabg haris dituntaskan dan ini adalah harapannya tanggung jawab dari Pemprov yang secara berkelanjutan secara estafet harus terus dituntaskan,” pungkasnya. **Rul

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.