JAKARTA, Derakpost.com- Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), juga dinilai arogan olehnya Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Ishfah Abidal Aziz. Hal itu, atas sikapnya yang sentil Yahya Staquf.
“Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ini sebagai sosok arogan. Saya terus terang merasa heran, kaget dengan Ketum PKB tiba-tiba kehilangan akhlak komunikasi,” ujar Ishfah kepada CNNIndonesia.com.
Katanya, pernyataan Cak Imin meklaim bahwa Ketum PBNU Yahya Cholil tidak memiliki pengaruh di partainya. Karena itu pihaknya, melihat ada arogansi dari Muhaimin sebagai Ketum PKB dalam pernyataan tersebut, justru ini sangat tidak baik.
Stafsus Menteri Agama akrab disapa Alex ini menilai ucapan Imin itu adalah mengabaikan peran PBNU didalam hal perkembangan politik PKB. Selama ini, kata dia, lumbung suara terbesar PKB adalah warga NU. Justru menurutnya, timbal balik diberikan PKB terhadap PBNU tidak sebanding sama sekali.
“Selama ini NU memberikan kontribusi luar biasa terhadap perolehanya suara PKB, dan itukan sangat tidak sebanding dengan apa yang didarmabaktikan PKB ke NU. Sangat tidak sebanding,” papar Alex.
Ia menilai PKB mestinya memperbaiki hubungan dengan PBNU atau melakukan upaya-upaya pendekatan politik untuk merawat komunikasi PKB.
“Membangun dan merawat komunikasi, itu harusnya dilakukan oleh partai politik. Bukan justru memunculkan arogansi yang sesungguhnya tidak bermanfaat untuk PKB,” ungkapnya.
Tak hanya itu, menurut Alex, ucapan Cak Imin merupakan bukti kepanikan dan ketakutan yang berlebihan jika partainya ditinggalkan oleh NU sebagai basis pemilihnya.
“Kita melihat kekhawatiran berlebihan, kepanikan berlebih yang dirasakan Cak Imin yang khawatir NU lari dari PKB, meninggalkan PKB. Enggak seperti itu caranya. Yang seharusnya dilakukan PKB adalah evaluasi dan refleksi apa yang sudah dilakukan terhadap NU,” ujar Alex.
Alex pun menyebut Cak Imin bertindak demikian setelah menjabat Ketua Umum partai terlalu lama. Cak Imin pertama kali terpilih sebagai ketua umum dalam Muktamar II PKB di Semarang, Jawa Tengah pada 2005 silam. Maka sambungnya, Cak Imin terlalu baper, terlalu panik, gampang panik. **Rul