Diduga Praktek Pungli Modus Bisnis Jual Buku LKS dan Buku Paket di SDN 19 Tapung Hilir

0 156

DERAKPOST.COM –Diduga terjadi aktivitas Pungli berjemaah dengan modus bisnis jual buku LKS dan buku paket dalam lingkungan sekolah, terkesan sudah menjadi kebiasaan di lembaga pendidikan. Padahal, sudah ada larangan terkait demikian. APH seyogyanya tanggap menyikapi.

Seperti halnya itu yang terjadi di salah satu sekolah, yakni di UPT SDN 19 Tapung Hilir Kabupaten Kampar. Hal itu diketahui sudah berlangsung tiap tahun ajaran. Hal itu, yang berdasarkan keterangannya sejumlah orang tua murid, yang tentu selama anak mereka menimba ilmu di UPT SDN 19 Tapung Hilir.

Dimana, selalu dibebankan beli buku yakni buku LKS dan buku paket itu dengan harga sangat mahal. Selain buku, orang tua murid mengaku juga dibebani biaya SPP anaknya sebesar Rp 15.000/bulan. Kondisi ini sudah menjadi keluhan orang tua murid. Di dalam hal ini, meminta APH sekiranya bersikap.

Selain pengakuan yang dihimpun dari orang tua murid, awak media juga mendapat bukti pernyataannya oleh salah satu oknum guru mengarahkan orang tua murid itu beli buku paket untuk anaknya ini dengan cantumkan harga perbuku. Penyataan itu, disampaikan oleh oknum guru dalam grup lewat aplikasi WhatsApp tergabung dalam grup siswa.

Akibat perilaku pihak UPT SDN 19 Tapung Hilir, para orang tua murid selalu mengeluh besarnya hal biaya tersebut. Lain halnya itu dari sejumlah siswa kelas 6 yang mengakui pihaknya beli buku paket (Bupena) seharga Rp94.000/buku.”Buku pena yang harganya Rp94.000/buku,” ungkap siswa/i tersebut.

Sementara itu, Kepsek UPT SDN 19 Tapung Hilir Kabupaten Kampar Elvi Yenti, diminta tanggapan ada informasi demikian, seperti dikutip dari Japos.co. Dia mengakui adanya
aktivitas jual buku paket (Bupena). Namun, kata dia hal itu dilakukan sudah merupakan kewenangan dari pihak komite sekolah.(Dairul)

derakpost

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.