PEKANBARU, Derakpost.com – Kembali dikeluhkan, dalam pelayanan ke pasien. Sekarang ini, pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad Pekanbaru disinyalir sudah menolak pasien tengah kritis. Si pasien pun akhirnya meninggal dunia.
Informasi dirangkum. Kejadian bermula ketika pasien Cipto Harjono (48) warga Rumbai, datang ke RSUD Arifin Ahmad. Hal itu, setelah mendapat hasil rujukan dari salah satu RS Swasta, bahwa kalau dirinya mengalami kanker. Saat di RSUD, petugas menyatakan, kalau kondisi dari pasien baik-baik saja.
Sehingga itu, RSUD tak mau melakukan perawatan pasien tersebut. Bahkan dari pihak rumah sakit yang merupakan milik Pemerintah Provinsi inipun melontarkan alasan yang klasik, yakni ruangan sudah penuh. Padahal sesuai hasil dari rujukan dari salah satu RS Swasta, bahwa alami
kanker. Yang disaat itu harus mendapat penanganan medis, dan dilarikan ke RS Madani. Pada malam harinya, pasien itu menghembuskan nafas terakhir.
Terkait hal ini dipaparkanya Koordinator Pusat BEM se- Riau, Jimmy Saputra. Dia mengatakan kepada wartawan hal yang demikian panjang lebar atas penolakan pasien terebut oleh RSUD Arifin Ahmad. Maka dia mengecam keras pihak RSUD Arifin Ahmad. “Ada tindakan penolakan pihak RSUD Arifin Ahmad ini perbuatan mengabaikan hal prinsip kemanusiaan. Pasien di depan mata yang mengalami penyakit serius, malah ditolak,” ujarnya.
Jimmy yang juga Presiden Mahasiswa Unilak ini, mengatakan, pihaknya sangat
menduga RSUD Arifin Ahmad ini dengan sengaja tidak mau melakukan tindakan medis lanjutan kepada korban, dikarena korban itu, tidak sanggup bayar. Karena, untuk periksa darah dan rontgen dikena biaya sebesar Rp1.800.000, yang masih berhutang.
“Kenapa itu hasil pemeriksaan di RSUD Arifin Ahmad, kondisi pasien dinyatakan baik baik saja. Padahal pasien disaat itu ada membawa hasil laboratorium, yang merupa rujukan dari RS wasta, hasilnya kanker. Jangan-jangan itu pihak RS tahu kondisi sebenarnya. Bahwa kondisi dari pasien saat itu tidak baik saja,” ketusnya dengan meminta agar pihak RSUD Arifin Ahmad transparan.
RSUD Arifin Ahmad yang merupakan RS plat merah, katanya, harusnya tak selalu berbicara bisnis untung rugi didalam hal memberikan pelayanan kesehatan. Tapi harusnya RSUD Arifin Ahmad itu dengan mengedepankan sisi humanis, bukanya mengejar profit atau keuntungan. Maka, keejadian penolakan pasien sebenarnya juga bukan yang pertama kali.
“Dengan adanya kejadian ini memilukan dan mengusik rasa kemanusiaan. Maka diharapkan pada Gubernur Riau, selaku pimpinan daerah harus bersikap tegas mengevalusi kinerja pimpinan di RSUD Arifin Ahmad tersebut,” katanya. Jimmy mengatakan, beruntung itu RSUD salah satu tempat tak boleh didemo. Kendati demikian, akan gelar aksi unjuk rasa di Gubernur Riau.
Disisi lain, pihaknya RSUD Arifin Ahmad yang dikonfirmasi melalui Bidang Medik mengklaim bahwa pasien tersebut telah dilakukanya pertolongan pertama pada tingkat medis. Hal ini dibuktikan dengan memperlihatkan dokumen rekam medis kepada awak media. Tetapi, lucunya itu
kendati membawa rekam medis, ketika awak media ingin melihat bukti tersebut justru tidak diizinkan. Alasannya rekam medis ini rahasia riwayat pasien. **Rul