DERAKPOST.COM – Pelantar di Sungai Juling, Kelurahan Selatpanjang Barat, Kecamatan Tebingtinggi sudah ambruk. Luas lantai ambruk tempat berjualan itu sekitar 3×5 meter, dan untuk sementara tidak bisa ditempati pedagang.
Saat kejadian itu, pelantar yang berdiri di atas pantai dan dibuat dengan semen cor itu roboh, tidak banyak orang yang berada di sana,s sehingga tidak ada korban jiwa atau luka-luka akibat kejadian tersebut. Namun, akibat robohnya lantai pelantar itu dipastikan akan membuat aktivitas jual beli disana akan terganggu.
Untuk diketahui, selain dijadikan tempat berlalu lalang bagi warga yang ingin bepergian, pelantar itu juga dijadikan sebagai tempat pedagang sayur dan ikan untuk menggelar lapak dagangannya. Begitu juga dengan tukang becak yang mangkal disana sambil menunggu penumpang.
Salah satu pedagang yang terdampak, mengaku mendapat kabar ambruknya lantai tempatnya berjualan pagi tadi. Di lokasi lantai ambruk itu ada beberapa pedagang yang menggelar lapak dagangannya untuk berjualan ikan.
Namun pedagang lainnya yang berada di sekitarnya juga terdampak karena kondisi lantai yang juga sudah rusak dan dikhawatirkan akan ambruk kembali.
Pedagang itu juga mengaku sebelumnya memang sudah ada tanda-tanda akan ambruk, hal itu diketahui setelah melihat kondisi lantai pelantar yang sudah retak-retak. Namun belum ada tindakan apapun hingga lantai semen di atas pelantar itu akhirnya roboh sendiri.
Disebutkan, karena kejadiannya pada malam hari pedagang tidak berada di lokasi sehingga tidak ada korban saat kejadian itu. “Kalau kejadiannya siang hari mungkin ada pedagang yang terjatuh,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kepulauan Meranti, Rahmat Kurnia ST saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya bergerak cepat dan akan segera memperbaiki lantai pelantar yang ambruk tersebut.
“Kita akan melakukan perbaikan terhadap lantai pelantar yang ambruk itu secepatnya. Saat dilakukan pemeriksaaan, kondisi tiangnya masih dalam keadaan baik dan baloknya tampak rapuh, sehingga penanganan yang harus dilakukan yaoni perbaikan balok dan lantai betonnya,” kata Kurnia, Selasa (3/10/2023).
Dikutip dari halloriau.com. Dikatakan, perbaikan pelantar yang ambruk itu harus dilakukan secepat mungkin agar masyarakat yang ada di sekitar tidak terganggu aktivitas dalam kesehariannya.
“Ini akan segera dilakukan penanganan, jika lambat maka kerusakan yang ditimbulkan akan semakin parah karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Jika tidak diperbaiki akan menyebabkan akses jalan warga terganggu, karena ini merupakan salah satu jalur tersibuk karena adanya pasar dan pelabuhan,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Aang itu mengatakan pengerjaan pelantar tersebut akan memakan waktu lama dan tidak maksimal jika pedagang yang berjualan diatas sana tidak direlokasi.
“Pengerjaan akan dirasakan kurang maksimal jika masih ada aktifitas pedagang di atas pelantar tersebut. Untuk itu kami minta OPD terkait untuk melakukan relokasi pedagang sehingga kita akan lebih leluasa untuk melakukan proses perbaikannya,” ucapnya.
Disebutkan Aang dengan kejadian itu lantai pelantar tersebut sudah ketiga kalinya ambruk. Dengan kondisinya yang sudah rapuh, pelantar tersebut tidak lagi kuat untuk menahan beban.
“Pelantar ini dibangun sejak pada zaman Kabupaten Bengkalis. Karena sudah lama dan kondisinya juga sudah rapuh, ini sudah yang ketiga kali lantainya ambruk,” kata Aang.
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas PUPR itu juga mengatakan saat ini kondisi anggaran sangat minim sehingga pihaknya hanya melakukan rehabilitasi dengan metode swakelola.
“Dengan kondisi keuangan yang minim, maka kita hanya bisa melakukan rehabilitasi pada tahun ini, semoga tahun depan ada anggaran untuk pembangunan pelantar yang baru,” pungkasnya. **Fir/Rul