Dirjen Pajak Telisik SPT Tahunan Sukanto Tanoto yang Bos Raksasa Pulp Paper dan Kelapa Sawit
DERAKPOST.COM – Adanya pembelian aset mewah di Singapura, oleh pemilik perusahaan atau konglomerat ternama di Indonesia, Sukanto Tanoto menyita perhatianya Dirjen Pajak Kementerian Keuangan. Diketahui sosok pengusaha raksasa pulp paper dan kelapa sawit ini membeli pusat perbelanjaan Tanglin di Singapura.
Dikutip dari detik.com. Mall mewah itu berada di daerah kawasannya Orchard Road Singapura dibeli seharga 868 juta dolar Singapura atau setara US$ 645 juta (Rp 9,6 triliun pada kurs Rp 15.000). Mall tersebut dibeli oleh perusahaan properti milik Taipan Indonesia Sukanto Tanoto yakni Pacific Eagle Real Estate.
Maka, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menyatakan pihaknya akan melakukan penelitian untuk memastikan bahwa semua harta tersebut sudah dilaporkan dalam SPT Tahunan Sukanto Tanoto. Jika belum, bakal dilakukan pemanggilan kepada yang bersangkutan.
“Terkait hal tersebut DJP tentunya akan lakukan penelitianya lebih lanjut apakah dilakukan pelaporan atas harta tersebut di SPT Tahunannya. Apabila belum juga dilakukan pelaporan, DJP ini melakukan klarifikasi kepada wajib pajak tersebut,” sebut Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kementerian Keuangan, Dwi Astuti.
Dwi menjelaskan, jika segala upaya telah dilakukan dan tidak mendapat tanggapan dari Sukanto Tanoto, DJP akan melakukan pertukaran informasi berdasarkan permintaan berdasarkan permintaan (exchange of information/EoI on request).
“Selanjutnya apabila upaya-upaya tersebut telah dilakukan dan tidak mendapatkan tanggapan dari wajib pajak, DJP dapat melakukan pertukaran informasi berdasarkan permintaan (EoI on request),” tuturnya.
Dwi menerangkan, pertukaran informasi berkaitanya dengan halnya perpajakan berdasar perjanjian Internasional (EoI) bertujuan mencegah pehindaran pajak, pengelakan pajak, penyalahgunaan P3B oleh pihak-pihak yang tidak berhak, dan/ataupun untuk mendapatkan informasi terkait dalam hal pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak.
Untuk informasi mengenai aset Sukanto Tanoto ini, maka Indonesia memerlukan suatu informasi mengenai kepemilikan properti di yurisdiksi/negara mitra oleh wajib pajak Indonesia. Informasi halnya properti tersebut masuk dalam lingkup dapat dilakukanya pertukaran informasi. Tetapi, bukan melalui suatu mekanisme pertukaran yang secara otomatis (AEoI), melainkan berdasar permintaan (EOIR) dari Indonesia ke yurisdiksi mitra atau dapat diberi secara spontan oleh pihak yurisdiksi mitra kepada Indonesia.
Untuk diketahui. Sukanto Tanoto dikenal sebagai penguasa bisnis pulp and paper dan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Lewat raksasa bisnisnya Royal Golden Eagle (RGE), kerajaan bisnis ini memiliki ragam unit usaha berbasis sumber daya alam. Diantaranya itu yakni sayap APRIL dan Asian Pacific Rayon (APR), Asian Agri, Apical dan grup usaha lainnya.
Bahkan, beberapa grup dan unit usaha berada di Riau. Yang terkemuka antara lain juga Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan APR merupakan produsen viscose rayon terintegrasi pertama di Asia itu mulai dari perkebunan hingga produk serat viscose. Pabriknya yang berkapasitas 240.000 ton terletak di Pangkalan Kerinci. Selain itu ada sayap bisnis RGE ini dikuasai Sukanto Tanoto di Riau yang bergerak bidang perkelapa sawitan yakni Asian Agri dan Apical.
Aksi pembelian mall mewah tersebut di Singapura dilakukan oleh Pacific Eagle Real Estate yang ingin meningkatkan investasinya pada sektor properti di pusat keuangan Asia tersebut. Direktur Pacific Eagle berbasis di Singapura, Sun You Ning mengatakan, bahwasa alasan perseroan membeli Mall Tanglin karena merupakan salah satu landmark ritel pertama di Singapura dan lokasinya itu strategis di sebelah Hotel St. Regis di kantong Orchard Road.
Mengutip dari Forbes, Rabu (26/4/2024) itu, katanya, Pacific Eagle tentu merasa terhormat memiliki kesempatan dalam menciptakan pembangunan ikonik yang sesuai dengan warisanya properti juga bagian itu depannya di sepanjang salah satu jalan paling penting (Singapura).
Dibangun pada tahun 1970-an, pusat perbelanjaan Tanglin berdiri setinggi 12 lantai pada area seluas 68.512 meter persegi di sepanjang Jalan Tanglin dan Jalan Cuscaden di dekat Pusat Medis Camden dan Rumah Sakit Gleneagles, serta klub pribadi eksklusif seperti Klub Tanglin dan Klub Amerika.
Properti tersebut dapat dikembangkan kembali menjadi pengembangan komersial, dengan ketinggian maksimum 20 lantai dan rasio plot kotor yang diizinkan sebesar 4,2 kali, menurut Savills Singapore, yang menjadi perantara kesepakatan tersebut.
Direktur pelaksana penjualan investasi dan pasar modal di Savills Singapura, Jeremy Lake mengatakan, tender untuk pusat perbelanjaan Tanglin sangat diperebutkan. “Daya tarik utama dari situs ini adalah menjadi situs komersial hak milik, yang memungkinkan fleksibilitas berbagai opsi pengembangan,” sebutnya.
Miliarder Kwek Leng Beng’s City Developments, yang memiliki sekitar 34,6% unit strata title di kompleks komersial, melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya secara tidak langsung, King’s Tanglin Shopping, adalah salah satu pihak yang menjual sahamnya di pusat perbelanjaan.
CEO Grup City Developments Sherman Kwek mengungkapkan, penjualan sahamnya bertujuan untuk divestasi.
“Sejalan dengan inisiatif daur ulang modal kami untuk membuka potensi portofolio aset kami dan memaksimalkan nilai pemegang saham,” ungkapnya.
Pacific Eagle telah membuat terobosan di pasar real estate Singapura dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018, grup tersebut membeli Chinatown Plaza di distrik Tanjong Pagar dekat distrik bisnis Raffles Place seharga 230 juta dolar Singapura.
Properti ini sekarang sedang dibangun kembali menjadi Mondrian Singapore Duxton, sebuah hotel mewah yang menggabungkan arsitektur dari ruko Singapura berusia berabad-abad dengan pengaruh kontemporer. Pacific Eagle juga membeli sebuah gedung di dekat Botanic Gardens, yang juga rencananya akan dibangun kembali.
Sukanto Tanoto mendirikan RGE lebih dari 50 tahun yang lalu ketika diawali dengan membuka toko pemasok suku cadang sederhana bernama Toko Motor di Medan, Indonesia. Bisnis tersebut telah berkembang menjadi perusahaan global dengan lebih dari 60.000 karyawan di beberapa bidang termasuk pulp dan kertas, minyak sawit, dan energi.
Dengan kekayaan bersih sebesar US$ 2,1 miliar, Sukanto Tanoto berada di peringkat nomor 21 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia saat peringkat tersebut dipublikasikan pada bulan Desember lalu.
RGE memiliki kantor di Singapura, Hong Kong, Jakarta, Beijing dan Nanjing. Sementara kelompok perusahaannya beroperasi di Indonesia, Tiongkok, Brasil, Spanyol, dan Kanada. Saat ini aset yang dimiliki oleh perusahaan RGE melebihi US$30 miliar. **Rul