DERAKPOST.COM – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pengurus Daerah Provinsi Riau diminta untuk dapat menggerakkan kembali anggotanya dalam menggalakkan program ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Riau, Zainal Arifin melalui Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian, Elly Hayatinur saat membuka secara resmi seminar ilmiah kesehatan ibu dan anak dalam rangka HUT IBI ke-72 di Hotel Furaya.
“Galakkan program ASI kepada bayi secara ekslusif. Sebab, capaian ASI eksklusif di Provinsi Riau saat ini masih di bawah 50 persen, sedangkan target yang harus dicapai adalah sebesar 80 persen,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, bidan adalah garda terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan, terutama kepada ibu dan anak. Untuk itu Pemerintah tempatkan bidan sampai ke pelosok desa, agar dapat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat luas.
Para Bidan juga diharapkan mempunyai pengetahuan yang luas, agar dapat memberikan pelayanan yang optimal. Ia menyatakan, dalam era transformasi kesehatan yang terus berkembang, tentunya tantangan yang dihadapi oleh bidan semakin kompleks.
“Namun, kami percaya bahwa dengan semangat yang kuat kompetensi yang tinggi serta berlandaskan pada bukti dan pengetahuan yang akurat kita mampu menghadapinya dengan baik,” ujar Elly Hayatinur.
Ia juga menyebutkan, langkah-langkah menuju transformasi kesehatan yang berkesinambungan tidak dapat dilakukan secara terpisah. Menurutnya, dibutuhkan kerjasama yang erat antara pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama dalam peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.
Sebagai tenaga kesehatan memiliki tugas memberi pelayanan kebidanan meningkatkan kesehatan ibu anak, khususnya kesehatan reproduksi perempuan dan tumbuh kembang bayi dan balita, bidan juga berkontribusi dalam mempersiapkan generasi berkualitas dimulai dari sejak dini.
“Terutama pada kesehatan ibu dan bayi. Sehingga tak terjadi masalah kesehatan yang menjadi prioritas nasional, yaitu balita stunting,” katanya. Karena, untuk diketahui ujarnya, angka stunting Riau berdasar data SSGI tahun 2022 sebesar 17 persen dan diharapkan pada tahun 2024 turun menjadi 14 persen.
Untuk mencapai tujuan ini ungkapnya, perlu kerjasama semua pihak termasuk organisasi IBI, bagaimana mengawal di 1000 hari pertama kehidupan, mulai saat kehamilan sampai anak berusia 2 tahun dan juga melalui gerakan hidup sehat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Stunting menjadi masalah kesehatan serius yang perlu mendapatkan upaya pencegahan guna tercipta penurunan angka stunting di Provinsi Riau. “Sebab itulah, peran bidan sangat besar dalam meningkatkan capaianya ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting,” sebutnya.
Melalui perayaan HUT ke-72 IBI, ia juga mengajak kepada seluruh stakeholder terkait untuk satukan langkah dalam membangun sinergi yang lebih kuat. Bekerjasama memperkuat pelayanan kebidanan berkesinambungan yang bermutu tinggi yang berfokus pada upaya pencegahan, promosi juga pemulihan kesehatan ibu dan anak. **Rul