DLHK Riau Bina Warga Batang Gansal Budidaya Madu Kelulut

0 373

 

PEKANBARU, Derakpost.com- UPT Pelatihan Kehutanan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau gencar lakukan pembinaan mengembangkan budidaya lebah madu jenis kelulut.

Hal itu didalam upaya meningkatkan perekonomian, masyarakat dan petani di Desa Talang Langkat, Batang Gansal, Indragiri Hulu (Inhu). Budidaya madu Kelulut dibina langsung oleh petugas UPT Pelatihan Kehutanan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau.

Budidaya madu Kelulut juga dibina langsung oleh petugas UPT Pelatihan Kehutanan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau.

Pelatihan budidaya lebah madu Kelulut atau lebih dikenal dengan nama ilmiah trigona itu menjadi salah satu Program Dinas LHK Riau. “Program ini sebagai upaya DLHK Riau dalam mengembangkan perekonomian masyarakat di Riau,” kata Kepala DLHK Riau, Mamun Murod melalui Kepala UPT Pelatihan, Wiwik Suryani di Pekanbaru, Kamis (17/3/2022).

Wiwik menyampaikan, masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Teso Nillo dibina untuk budidaya madu Kelulut selama 3 hari terhitung sejak 16-18 Maret. Termasuk fasilitas yang dibutuhkan dalam budidaya juga dibantu kotak koloni lebah untuk pengembangbiak.

“Pelatihan budidaya madu Kelulut didasari pertimbangan prospek pasar yang sangat bagus. Termasuk harga jual yang sangat tinggi dan bisa meningkatkan prekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Wiwik.

Selain itu, lanjut dia, budidaya madu kelulut juga ditargetkan dapat merubah mindset masyarakat untuk pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) agar kelestarian hutan tetap terjaga. Proses budidaya lebah sendiri memiliki kemudahan karena tidak memerlukan peralatan khusus.

“Budidaya madu kelulut ini kesempatan bagi masyarakat untuk bisa mendapatkan penambahan mata pencarian. Termasuk menambah penghasilan bagi masyarakat sebagai upaya dalam perbaikan ekonomi di tengah pandemi Covid-19,” sebutnya.

Wiwik menyatakan, madu kelulut punya beberapa kelebihan antara lain yaitu produktivitas propolis lebih tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan dapat panen sepanjang waktu atau setidaknya 2 bulan sekali. Selain itu, madu yang dihasilkan lebah trigona merupakan madu super, sebab kualitas madu jauh di atas jenis lebah lainnya.

“Tidak hanya menghasilkan madu, propolis atau getah madu kelulut juga memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Propolis merupakan produk sampingan berupa getah yang ada dihasilkan lebah madu. Bahkan untuk nilai jualnya cukup mahal,” terangnya.

Senada, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Praktisi Lebah Madu, Avry Pribadi mengatakan bibit lebah madu kelulut mudah beradaptasi di lingkungan untuk diternakkan.

“Satu kotak madu kelulut bisa dipindahkan menjadi beberapa kotak. Untuk bibitnya bisa juga diambil dari lingkungan sekitar desa. Jadi koloni lebah Kelulut bisa bersarang pada dahan, ataupun batang pohon, celah bebatuan, tanah di hutan-hutan. Bahkan bisa bersarang di tempat yang tidak diduga-duga seperti celah tiang listrik dan pojokan bangunan rumah tua,” katanya. **Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.