Dua Wanita yang Nikahkan Anjing Pakai Adat Jawa Minta Maaf

0 307

 

DERAKPOST.COM – Setelah membuat heboh dengan ulahnya itu, menggelar pernikahan anjing peliharaannya yaitu menggunakan adat Jawa. Akhirnya ini, Valentina Chandra (Valen) dan Indira Ratnasari (Nena), mengaku menyesal dan meminta maaf.

“Kami sangat menyesal dan memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pegiat budaya Jawa dan serta seluruh masyarakat yang kurang berkenan dan merasa tersakiti dengan adanya acara ini,” tutur Nena pada saat jumpa pers di Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu seperti dikutip dari Kompas.com.

Acara pernikahan pemilik anjing ras alaska malamute bernama Jojo dan Luna itu terjadi di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, pada Jumat (14/7/2023) lalu. Acara itu dianggap melecehkan budaya Jawa, mengingat tradisi pernikahan adat Jawa sakral digunakan dalam acara ‘pernikahan’ hewan.

Nena dan Valen menegaskan, tidak ada maksud untuk melecehkan atau tidak menghargai budaya Jawa. Keduanya lantas membeberkan alasan membuat acara pernikahan peliharaannya pakai adat Jawa. Kata mereka, sebenarnya tujuannya ini untuk memperkenalkan kebudayaan Jawa kepada para pencinta hewan.

“Sebenarnya agak kaget (atas repons publik). Jujur saya bukan ada maksud melecehkan atau tidak menghargai budaya Jawa. Saya orang Jawa, dari Jogja. Saya kangen banget sama budaya Jawa. Saya merantau dari Jogja ke Jakarta,” kata Valen.

Mereka mengakui dari orang Jawa juga, bahwa cara itu untuk bisa melestarikan sekaligus memperkenalkan kebudayaan Jawa ini tidak bijak. Valen dan Nena baru menyadarinya setelah informasi soal pernikahan Jojo-Luna viral di media sosial dan menuai kontroversi.

Acara “pernikahan” Jojo dan Luna yang disebut berbiaya Ro200 juta itu menuai kecaman, bahkan berujung somasi dari berbagai pihak. Dinas Kebudayaan (Disbud) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut menyayangkan penyelenggaraan “The Royal Wedding Jojo-Luna” itu.

“Sangat menyayangkan dan menyatakan ketidaksetujuan atas terselenggaranya kegiatan The Royal Wedding Jojo dan Luna, yang terpublikasi secara viral pada media sosial,” kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, dikutip dari akun resmi Instagram Dinas Kebudayaan DIY, @dinaskebudayaandiy, Rabu (19/7/2023).

Valen dan Nena menyatakan permohonan maafnya setelah menimbulkan kehebohan akibat gelaran tersebut.

“Kami mohon maaf, tidak ada sedikit pun maksud untuk menghina. Apalagi saya lahir di Jogja, tidak mungkin menginjak-injak tanah kelahiran saya sendiri,” ujar Valen yang mengaku masih ber-KTP Yogyakarta.

Valen dan Nena pun berjanji tidak akan mengulang kesalahan serupa di kemudian hari. “Kami berjanji tidak akan mengulangi lagi dan tidak akan terjadi lagi ke depannya,” kata Nena. **Rul

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.