Hasil Rakernas di UIR, BKSPTIS Terbitkan Seruan Moral Demokrasi dan Pemilu Bermartabat

0 311

DERAKPOST.COM – Dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dilaksanakan di Kampus Universitas Islam Riau (UIR) selama dua hari, yakni Jumat-Sabtu (17-18/11/2023). Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta se-Indonesia (BKSPTIS) mengeluarkan Seruan Moral Demokrasi dan Pemilu yang Bermartabat.

Seruan moral ini sebagai ajakan kepada pihak-pihak terkait dan wujud rindu BKSPTIS akan kedewasaan bangsa dalam berdemokrasi. Seruan moral tersebut merupakan hasil Rakernas. Ada Tujuh seruan moral yang dikeluarkan Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia (BKSPTIS) usai Rakernas, Sabtu (18/11/2023).

Diantaranya meminta penyelenggara negara agar menjaga netralitas dan tidak melibatkan mesin birokrasi dan sumber daya publik untuk mendukung kontestan tertentu, serta mendesak semua elemen bangsa untuk menghindari kecurangan dan menjunjung tinggi sportivitas.

“Demokrasi bermartabat adalah prasyarat terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang sehat. Hal ini dapat dicapai dengan menjaga iklim kebebasan berpendapat, menegakkan keadilan, menghargai keragaman, dan menjunjung kesetaraan,” kata Ketua Umum BKSPTIS Prof Fathul Wahid ST MSc PhD membacakan seruan moral.

Prof Fathul Wahid mengatakan peran serta seluruh elemen bangsa mutlak diperlukan agar proses demokrasi tetap berjalan dengan inklusif dan menutup pintu terbentuknya oligarki kekuasaan. Selain itu, pemilihan umum (pemilu) serentak pada tahun 2024 mendatang menjadi momentum untuk dirayakan oleh segenap anakbangsa dan sekaligus menjadi ujian kedewasaan berdemokrasi di Indonesia.

Berikut seruan moral yang dikeluarkan BKSPTIS hasil Rakernas di Riau Yang ditandatangani Ketua Umum, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dan Sekretaris Umum, Prof. Dr. H. Syafrinaldi, S.H., M.C.L:

1. Mendorong kontestan dan penyelenggara pemilu untuk senantiasa menjaga kejujuran dan mengedepankan integritas.

2. Meminta penyelenggara negara agar menjaga netralitas dan tidak melibatkan mesin birokrasi dan sumber daya publik untuk mendukung kontestan tertentu.

3. Mendesak semua elemen bangsa untuk menghindari kecurangan dan menjunjung tinggi sportivitas.

4. Mengajak seluruh masyarakat untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan di atas kepentingan kelompok/golongan yang mengabaikan kepentingan bangsa
Indonesia.

5. Menyeru masyarakat sipil untuk secara kolektif berpartisipasi aktif dalam pengawasan praktik berbangsa dan bernegara yang konstitusional dan menuju pada kesejahteraan sosial yang berkeadilan.

6. Mengajak seluruh pemilih untuk menggunakan hak pilihnya sebagai upaya mendapatkan wakil rakyat dan pemimpin bangsa yang terbaik.

7. Mengimbau anggota BKSPTIS untuk terlibat aktif dalam inisiatif pengawasan penyelenggaraan pemilu dan melakukan edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran berbangsa.

Sebelumnya Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla sekaligus Ketua Dewan Penasehat Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta se-Indonesia (BKSPTIS) melantik kepengurusan BKSPTIS masa amanah 2023-2027 yang diketuai oleh Prof Fathul Wahid ST MSc PhD, Jumat (17/11/2023), di Ruang Auditorium lantai IV Gedung Rektorat UIR.

Jusuf Kalla dalam kesempatan itu mengajak pihak Universitas yang tergabung dalam BKSPTIS agar mendorong generasi muda untuk terjun dalam dunia bisnis. Untuk terjun dalam dunia usaha tak harus memiliki latar belakang sarjana ekonomi maupun bisnis.

“Kita butuh para Rektor, Profesor untuk memberikan dorongan. Fakultas apapun dapat menjadi pengusaha,ā€ ujar Jusuf Kalla.

JK menjelaskan bahwa, perguruan tinggi harus menghidupkan semangat dan minat berusaha para generasi muda. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan maupun program magang.

ā€œAgar usaha maju, tentu kita harus memiliki kemampuan yang didapat melalui semangat dan pendidikan,ā€ terangnya.

Di era persaingan bisnis yang semakin ketat, agar bisnis yang kita miliki dapat lebih unggul, maka perlu adanya efisiensi. Baik efisiensi waktu maupun efisiensi harga dalam memproduksi barang maupun jasa.

ā€œApa yang baik dan murah kita (konsumen) beli. Itulah hukum tingkat persaingan suatu bisnis dan itu tidak dapat kita hindari. Artinya kita harus belajar efisiensi dan kecepatan,ā€ jelas Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menuturkan, jika sejak dini generasi bangsa tidak disiapkan untuk bersaing dalam dunia usaha, maka ekonomi Indonesia cepat atau lambat akan dikuasai oleh negara lain.

ā€œApabila kita tidak bersaing, tidak maju, maka kita akan terkuasai. Kita harus melawannya dengan upaya, teknologi dan kemampuan bisnis kita,ā€ ujarnya. **Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.