JAKARTA, Derakpost.com – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) minta kebijakan wajib vaksinasi dosis lanjutan ataupun booster sebagai syarat perjalanan dan masuk mal segera diberlakukan dalam satu hingga dua pekan depan. Apabila kasus Covid-19 di Indonesia mengalami lonjakan.
Demikian disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar IDI Muhammad Adib Khumaidi kepada wartawan. Adib mewanti-wanti bahwa pemberian booster merupakan salah satu upaya yang harus ditekankan kepada masyarakat, sebab booster dipercaya mampu memberikan proteksi tambahan kepada masyarakat terhadap penularan Covid-19 yang masih fluktuatif.
“Kami berharap begitu (satu hingga dua pekan ke depan). Kami evaluasi apakah kasus ini cenderung sudah peak atau kemudian sudah melandai,” kata Adib di Jakarta Pusat, Senin (4/7/2022) dikutip dari cnnindonesia.
Selain booster untuk syarat perjalanan, Adib juga meminta agar pemerintah kembali memberlakukan kewajiban pemeriksaan Covid-19 melalui real-time polymerase chain reaction (PCR) bagi Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN). Rekomendasi itu muncul dengan mempertimbangkan tarif pemeriksaan Covid-19 yang semakin murah.
Ia mengatakan, IDI telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar kembali memberlakukan kewajiban pakai masker bagi warga saat berada di luar ruangan atau area terbuka. “Kami merekomendasikan vaksin booster ini bisa menjadi regulasi kewajiban, supaya minimal vaksin booster harus menjadi suatu rekomendasi yang utama,” sebut dia.
Pemerintah sebelumnya menyatakan akan memberlakukan vaksin booster sebagai syarat perjalanan. Rencana itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
Ia menyebtukan, penerapan dilatarbelakangi oleh pencapaian vaksinasi booster yang berdasarkan data Kementerian Kesehatan baru mencapai 24,5 persen dari target. Karena pencapaian itu, dalam rapat dengan para menteri awal pekan ini, Jokowi meminta agar penerapan syarat itu dikaji.
Adib juga mengatakan tak menutup kemungkinan vaksin virus corona bakal menjadi vaksin rutin yang diberikan kepada warga selama periode tertentu.
Adib menilai perkembangan dan karakteristik virus corona yang fluktuatif dan terus bermutasi membuat warga harus memiliki kekebalan tubuh atau antibodi yang tinggi guna meminimalisir transmisi maupun mencegah keparahan gejala klinis apabila terinfeksi Covid-19.
“Kemungkinan munculnya beberapa kasus yang akan terjadi terkait Covid-19, bukan tidak mungkin vaksin ini akan menjadi satu upaya untuk kemudian jadi rutin dalam satu periode tertentu untuk diberikan,” kata Adib.
Adib melanjutkan, vaksinasi Covid-19 efektif memberikan perlindungan selain upaya warga dalam menaati protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Untuk itu, ia meminta warga yang belum sama sekali menerima vaksin Covid-19 untuk segera mengakses layanan vaksinasi di fasilitas kesehatan, terlebih vaksinasi dosis lanjutan atau booster yang saat ini capaiannya mengalami stagnasi.
“Karena kita belum tahu kasus ini selesai atau masih berlangsung terus sehingga vaksin ini akan menjadi satu dasar upaya untuk melindungi kita, seperti vaksin-vaksin lain, ada hepatitis atau vaksin untuk berangkat haji,” ujarnya. **Fad