DERAKPOST.COM – Besar gaji PPPK guru, tunjangan, dan cuti yang didapat. Telah diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 98 Tahun 2020. Aturan yang mencakup hak tunjangan itu diperoleh semua pegawai pemerintah berstatus PPPK.
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan WNI yang memenuhi syarat serta diangkat dengan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu. PPPK bertugas menjalankan tugas jabatan pemerintahan.
Dikutip dari detik.com. Masih dalam Perpres yang sama, pasal 3 sebutkan PPPK bisa mendapat kenaikan gaji berkala atau juga kenaikan gaji istimewa yang diterapkan sesuai undang-undang. Lalu, berapa besar gaji, tunjangan, dan cuti PPPK guru?
Daftar besar gaji, tunjangan, dan cuti PPPK guru
A. Besar gaji PPPK guru
Golongan I: Rp 1.794.900 – Rp 2.686.200
Golongan II: Rp 1.960.200 – Rp 2.843.900
Golongan III: Rp 2.043.200 – Rp 2.964.200
Golongan IV: Rp 2.129.500 – Rp 3.089.600
Golongan V: Rp 2.325.600 – Rp 3.879.700
Golongan VI: Rp 2.539.700 – Rp 4.043.800
Golongan VII: Rp 2.647.200 – Rp 4.214.900
Golongan VIII: Rp 2.759.100 – Rp 4.393.100
Golongan IX: Rp 2.966.500 – Rp 4.872.000
Golongan X: Rp 3.091.900 – Rp 5.078.000
Golongan XI: Rp 3.222.700 – Rp 5.292.800
Golongan XII: Rp 3.359.000 – Rp 5.516.800
Golongan XIII: Rp 3.501.100 – Rp 5.750.100
Golongan XIV: Rp 3.649.200 – Rp 5.993.300
Golongan XV: Rp 3.803.500 – Rp 6.246.900
Golongan XVI: Rp 3.964.500 – Rp 6.511.100
Golongan XVII: Rp 4.132.200 – Rp 6.786.500
Peraturan Presiden 98/2022 turut menyatakan dalam pasal 4 ayat 1 bahwa WNI yang menjadi PPPK akan memperoleh tunjangan sesuai pegawai negeri sipil (PNS) di lembaga pemerintah yang menjadi kantor PPPK tersebut bekerja. Simak apa saja tunjangan yang didapat PPPK guru.
B. Tunjangan PPPK Guru
1. Tunjangan jabatan struktural
2. Tunjangan jabatan fungsional
3. Tunjangan keluarga
4. Tunjangan pangan
5. Tunjangan lainnya.
Selanjutnya, di Perpres yang sama pasal keenam disebutkan gaji dan tunjangan PPPK mendapat potongan pajak penghasilan berdasarkan ketentuan perundang-undangan pajak penghasilan, dan tidak ditanggung pemerintah.
Sementara itu, untuk hak cuti diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK. Pengertian cuti dalam peraturan ini adalah kondisi tidak masuk kerja yang diperbolehkan dalam jangka waktu tertentu.
C. Cuti PPPK guru
1. Cuti Tahunan
Diterangkan melalui pasal 78, PPPK yang sudah bekerja minimal 1 tahun secara terus-menerus memiliki hak cuti tahunan selama 12 hari kerja. Jangka waktu ini bisa bertambah maksimal 6 hari kalender jika lokasi PPPK memiliki perhubungan yang sulit.
Cuti diajukan dengan tertulis kepada pejabat pembina kepegawaian (PPK) atau pejabat yang menerima delegasi wewenang.
Peraturan lama bekerja minimal 1 tahun di atas dikecualikan apabila ibu/bapak/suami, anak, dan/atau mertua sakit keras atau meninggal dunia, juga apabila menyelenggarakan pernikahan yang pertama. Pengecualian ini punya masa berlaku maksimal 6 hari kerja. Namun, PPPK yang sudah bekerja minimal 1 tahun terus-menerus dan memperoleh pengecualian ini, maka hak cuti tahunannya juga dikurangi.
2. Cuti Sakit
PPPK sakit lebih dari 1 hari sampai 14 hari berhak atas cuti sakit. Pengajuan cuti secara tertulis dan melampirkan surat dokter.
PPPK yang sakit lebih dari 14 hari berhak cuti maksimal 1 bulan. Akan tetapi, jika masih belum sembuh dalam masa tersebut, maka akan diterapkan pemutusan hubungan kerja.
PPPK yang mengalami keguguran berhak cuti 1,5 bulan. Pengajuannya dilakukan secara tertulis disertai keterangan dokter atau bidan.
PPPK yang mengalami kecelakaan kerja dan perlu dirawat, berhak cuti sakit sampai masa perjanjuan hubungan kerja.
PPPK yang sedang cuti sakit tetap mendapat penghasilan sesuai peraturan undang-undang.
3. Cuti Melahirkan
PPPK berhak mendapat cuti melahirkan anak pertama sampai ketiga. Jangka waktu cuti maksimal tiga bulan.
4. Cuti Bersama
Cuti bersama PPPK mengikuti aturan cuti bersama PNS. Namun perlu diketahui, PPPK yang disebabkan jabatannya tidak memperoleh cuti bersama, maka hak cuti tahunannya ditambah jumlah hak cuti bersama. **Rul