DERAKPOST.COM – Indonesia memiliki target menurunkan 29 persen emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 dan capai Net Zero Emission ditahun 2060, atau lebih cepat.
Tuntutan dan tekanan untuk mencapai target itu sangat besar. Maka, pemerintah mengupayakan agar tercapai dengan usaha sendiri, maupun bantuan dari internasional.
Terlebih, Indonesia yang tengah memegang presidensi Group of Twenty (G20) saat ini, harus menjadi pemimpin dan bisa menunjukkan ke negara lain dan dunia, pengerahan upaya maksimal untuk mewujudkannya.
Sebab, isu pengendalian perubahan iklim adalah salah satu prioritas dalam G20. Indonesia harus bisa mencegah kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi secara global tidak lebih dari 1,5 derajat celcius.
Namun, pemerintah akan menghadapi kesukaran yang besar bila berjuang sendiri. Peran serta pihak swasta di tanah air akan mendorong lebih cepat tercapainya target itu. Investasi hijau dan transisi energi adalah dua hal yang sangat mendukung percepatan tujuan tersebut.
Salah satu perusahaan berkomitmen kuat membantu upaya pemerintah ini adalah PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang merupakan bagian dariĀ Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Group.
Dalam menjalankan aktivitas pabriknya di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, perusahaan penghasil pulp, serat, dan kertas ini menggunakan energi terbarukan hingga 87 persen.
Pencapaian itu diraih RAPP setelah 2 tahun menjalankanĀ APRIL2030, komitmen APRIL Group yang berkelanjutan dan transformatif yang berisi serangkaian aksi nyata yang akan berkontribusi positif terhadap iklim, alam, dan pengembangan masyarakat.
Dalam keterangan tertulis yang diterima media ini. Bahwasa pihak APRIL group mendukung target Net Zero Emission pemerintah melalui komitmen di tahun 2030 mendatang.
āHingga hari ini, 87 persen konsumsi energi di pabrik di Riau berasal dari energi terbarukan,ā ungkap Direktur Utama PTĀ RAPP, Sihol Aritonang,Ā dalam sesi panel Think20 (T20) Summit Indonesia di Nusa Dua, Bali, Senin (5/8/2022)Ā baru-baru ini.
T20 adalah lembaga resmi bagian dari Presidensi G20 yang menjadi wadah pemikiran dan riset isu-isu terkini dari banyak pakar dan peneliti di seluruh dunia.
Diungkapkan Lead Co-Chair T20 Indonesia Bambang Brodjonegoro, peran T20 semakin penting di tengah pemulihan ekonomi yang tidak merata dan isu lainnya.
āPosisi T20 sangat penting dalam memastikan masalah yang ingin diselesaikan para pemimpin G20. Kebijakan yang direkomendasikan T20 bisa jadi bekal untuk pemahaman isu-isu penting, karena ditopang analisis akademis yang kuat,ā jelasnya.
Mantan Menteri Ristek/Dikti ini juga menyebutkan ada 5 rekomendasi yang dihasilkan T20 Indonesia. Yakni mendorong pemulihan dan ketahahan, mempercepat kemajuan menuju net zero emission, mengatur transformasi menuju masyarakat digital.
Selanjutnya, menjadikan ekonomi lebih inklusif dan berpusat kepada rakyat. Yang terakhir, menghidupkan kembali tata kelola global.
Katanya lagi, isu global seperti pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan transformasi digital membutuhkan tindakan kolektif. Selain itu, perlu dipastikan komitmen dari semua pemerintah dan pemangku kepentingan.
PT RAPP menjadi bagian dari proses itu. Yakni upaya banyak pihak untuk penguatan peran G20 dalam menavigasi dinamika global yang terjadi saat ini.
Sebagaimana dijelaskan Sihol sebelumnya, PT RAPP sebenarnya sudah sejak jauh-jauh hari bergerak melakukan apa yang baik untuk lingkungan dan iklim. Termasuk upaya menggunakan energi terbarukan dalam operasionalnya.
Di tahun 2015, RAPP berkomitmen menginvestasikan 100 juta dolar AS atau sekitar Rp148 miliar untuk membiayai kegiatan konservasi hutan alam dalam 10 tahun pertama.
āDua tahun lalu kami memperbaharui komitmen ini dengan memberikan 1 dolar AS untuk setiap ton kayu yang masuk ke operasional manufaktur kami. Jadi ini akan membantu kami membiayai aksi iklim secara aktif,ā kata Sihol.
Sejak tahun itu pula, RAPP telah berkomitmen untuk tidak melakukan pembukaan lahan baru, melainkan mengintensifkan produksi dengan menerapkanĀ precision forestry.Ā Ini adalah deretan langkah yang diambil RAPP guna mempercepat tercapainya penurunanĀ emisi gas rumah kaca.
RAPP juga menginisiasi Program Restorasi Ekosistem Riau (RER) untuk menjaga dan melindugi lahan gambut di Semenanjung Kampar. Saat ini, RER telah mencapai luasan hinggaĀ 150 ribu hektare hutan gambut di Riau. Menjadi rumah bagiĀ 800 spesies flora dan fauna.
Tak sampai di situ, kekinian, RAPP juga menggelontorkan investasi tak tanggung-tanggung untuk membantu menyelamatkan lingkungan dan mencegah emisi karbon.Ā Rp33 triliun dialokasikan RAPP untuk memproduksi karton pembungkus dari serat yang berasal dari perkebunan RAPP yang dikelola secara berkelanjutan.
āIni tentunya akan menjadi faktor kunci sekarang. Karena di tengah pandemi sekalipun, kita melihat konsumsi tisu dan kertas kemasan semakin meningkat,ā kata Sihol lagi.
Katanya, investasi ini adalah yang terbesar yang pernah dilakukan APRIL Group dan merupakan tahap baru dalam perkembangan usaha, sekaligus bukti komitmenĀ RAPPĀ melanjutkan investasi jangka panjang di Riau.
Investasi hijau besar-besaran ini menuai pujian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ailangga Hartanto. Dia berharap dan yakin industri pulp and paper akan berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
āDengan cara menerapkan standar-standar industri hijau, dengan tetap menjaga keamanan bagi konsumen,ā kata Airlangga saat meresmikan groundbreaking investasi produk kemasan berkelanjutan PT RAPP, akhir Maret lalu. **Rul/Rls