DERAKPOST.COM – Dugaan akan kasus pemaksaan sekolah di Kuansing untuk beli buku ke penerbit tertentu, juga masalah dicopotnya salah satu kepala sekolah, mendapat tanggapan aktivis pendidikan dari Provinsi Riau James Bond. Pria yang juga anak jati Kuansing ini prihatin mendengar permasalahan ini.
Kepada wartawan, pria yang berprofesi sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Kota Pekanbaru ini menyebut, pihak Disdikpora dalam hal ini kepala dinasnya harus segera dievaluasi oleh Plt Bupati Kuansing Suhardiman Amby.
Sebab, seumur-umur Kuansing berdiri menjadi kabupaten, baru kali ini terjadi permasalahan yang dirasa memalukan dunia pendidikan di Kuansing. ”Pertama saya minta Kadis Pendidikan Kuansing itu dievaluasi oleh bupati. Baru kali ini terjadi masalah yang begitu memalukan dunia pendidikan di Kuansing,” ujarnya.
Alasan utama yang menurut James Bond Kadisdikpora Kuansing itu layak dievaluasi, dikarenakan komunikasinya dinilai jelek dalam menangkis isu-isu tak sedap yang melanda Disdikpora. Malah seorang kepala daerah Plt Bupati Kuansing Suhardiman Amby yang melakukan klarifikasi kepada media terlebih dahulu terhadap dua masalah ini.
Lebih lanjut, setelah kepala daerah memberi klarifikasi, baru Kadisdikpora sibuk ikut-ikutan memberikan klarifikasi kepada media dengan bahasa itu lebih kurang serupa dengan kepala daerah. Inikan seolah-olah Plt Bupati lah yang pasang badan untuk hal Kadisdikpora, bukan malah sebaliknya, lebih mirisnya tidak ada penjelasan substansial untuk kedua masalah itu dari Kadisdikpora.
“Dia (Kadisdikpora Doni Aprialdi), mulai ikut-ikutan memberikan klarifikasi, setelah Plt Bupati memberi klarifikasi di media, tetapi tak ada yang substansial terkait kedua masalah itu. Jadi terkesan itu Plt Bupati yang pasang badan untuk Kadisdikpora ini,” jelas James lagi yang dikutip dari laman Pekanbaru MX.
Untuk itu Kadisdikpora mesti dapat menjelaskan alasan kongkrit dari masalah buku dan tentang penonjoban kepala sekolah itu. Apalagi informasi yang didapat kepala sekolah itu sampai tak memiliki jam mengajar di sekolah barunya sampai sekarang.
”Kadisdikpora Kuansing harus jelaskan kenapa kepala sekolah itu sampai dinonjobkan. Kalau bukan karena menolak kebijakan Disdik yang memaksa sekolah untuk memasukkan buku dari penerbit tertentu, apa masalahnya sampai dinonjobkan. Ingat jangan menzalimi orang, karena jabatan hanya sementara. Percaya ada pembalasan dari yang maha kuasa,” tegas James.
James juga mengapresiasi ketanggapan pihak Kejari Kuansing yang sedang menelaah permasalahan buku ini. James juga meminta pihak Kejari Kuansing segera memanggil Kadisdikpora Kuansing agar permasalahan buku ini bisa terkuak dengan terang benerang.
”Kepada kejaksaan negeri Kuansing. Kita apresiasi ketanggapannya dalam masalah buku ini. Kita minta agar Kadisdiknya dipanggil agar masalah ini bisa terkuak dan masyarakat dapat mengetahuinya dengan terang benerang,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak Kadisdikpora Doni Aprialdi saat dikonfirmasi Pekanbaru MX terkait penonjoban Kepala sekolah atas nama Asril MSi, baik itu melalui pesan Whatsapp dan telepon via Whatsapp hingga berita ini diturunkan tidak memberikan respons. **Rul