Keluarga dari Kepala Daerah di Riau Ikut Nyaleg, Pengamat Rawa El Amady Singgung Soal Politik Dinasti
DERAKPOST.COM – Diketahui belakangan ini, ada anggota keluarga dari bupati aktif di Provinsi Riau untuk maju sebagai calon legislatif (Caleg) atau menyaleg. Baik itu, hubungan mulai dari istri, anak kandung, saudara ipar hingga menantu.
Seperti halnya itu di Kabupaten Kuansing, ada anak kandung dari Bupati Suhardiman Amby, bernama Maulana Imam Saleh ikut nyaleg di Partai Gerindra ini nomor urut 1 daerah pemilihan (dapil) Kuansing 3 yang meliputi Kecamatan Kuantan Hilir, Kuantan Hilir Seberang, Inuman dan Cerenti.
Kemudian menantu Bupati Siak, Alfedri, yang bernama Mohammad Fadel Variza caleg partai PAN nomor urut 1 untuk DPRD Provinsi Riau dapil Riau 1 yang meliputi Kota Pekanbaru.
Adapula istri Bupati Pelalawan, Zukri, yang bernama Sella Pitaloka juga mengikuti kontes Pileg 2024 untuk DPRD Provinsi Riau dapil Riau 6. Sella berada di nomor urut 3.
Adik Zukri yang bernama Fadlan diketahui juga nyaleg di bawah bendera PDIP. Fadlan melaju ke DPR RI dapil Riau 2 dengan nomor urut 2.
Selanjutnya ipar Bupati Indragiri Hulu (Inhu), Reyzita Maylani, yang bernama Andina Gustiani merupakan caleg nomor urut 2 DPR RI dapil Riau 2 dari partai Nasdem.
Andina adalah adik dari suami Reyzita yang juga mantan Bupati Inhu, Yopi Arianto.
Tak ketinggalan, keluarga Bupati Bengkalis Kasmarni juga ramai-ramai menjadi caleg yaitu dua anaknya, sepupu dan iparnya.
Dua anak Kasmarni itu bernama Septian Nugraha menjadi caleg nomor urut 1 dapil Bengkalis 4 dari PDIP dan M Arsya caleg nomor urut 1 dari dapil Bengkalis 5 untuk partai Nasdem. Septian diketahui masih berstatus anggota DPRD Bengkalis.
Kemudian saudara Kasmarni, Syahroni Untung, adalah caleg PDIP nomor urut 3 dapil Bengkalis 4 dan saudara ipar Kasmarni yang juga anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, Al Azmi, kembali melaju ke Pileg dari partai yang sama untuk dapil Bengkalis 3 nomor urut 1.
Terakhir Nadilla Ayu Rokan, anak dari Bupati Rohil Afrizal Sintong diketahui juga melaju ke panggung politik sebagai caleg DPRD Provinsi Riau dapil Rohil nomor urut 4.
Adik Afrizal Sintong, dr Maharani, juga bernaung di partai yang sama untuk nyaleg ke DPR RI dapil Riau 1 dengan nomor urut 4.
Menanggapi hal itu, pengamat kebijakan publik dan politik Dr M Rawa El Amady menyinggung bahwa ini soal fenomena politik dinasti.
“Indonesia secara kulturalnya masih mempraktekkan budaya kerajaan dalam pada praktek politik. Jadi ketika seseorang menjadi pejabat maka semua keluarganya seolah-olah juga jadi pejabat. Proses politik hanya menjadi wilayah keluarga pejabat,” kata dia.
Sayangnya, ujar Rawa, masyarakat terlihat itu masih mengaminkan praktik tersebut. Bahkan tidak hanya di Riau, hal ini juga terjadi di Indonesia secara umum.
“Padahal dalam sistem demokrasi proses menjadi pejabat itu berproses di partai, sehingga orang yang paling banyak dukungannya baru bisa mencalonkan. Nah, di kita karena masyarakatnya bisa dibayar maka anak pejabat lagi yang bisa tampil sebagai calon,” ujarnya.
Untuk mengurangi hal itu, lanjut Rawa, maka diperlukan pendidikan yang lebih baik bagi masyarakat. Karena, diketahui seorang pejabat yang anaknya jadi calon itu dalam sistem politik nepotisme sudah pasti bupatinya tidak netral. (Rul)