Kerusuhan Pertandingan Jatuh Korban, Ketum PSSI akan Hukum Arema FC

0 78

 

DERAKPOST.COM – Ketua Umum (Ketum) Federasi Sepakbola Indonesia (PSSI), Mochamad Iriawan menegaskan bakal memberi hukuman untuk Arema FC terkait kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Dikutip dari okezone.com. Selain itu, ia pun menyampaikan belasungkawa kepada para korban kerusuhan yang terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB.

Seperti diketahui sebelumnya, Arema FC menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya di lanjutan Liga 1 2022-2023. Menyusul hasil buruk itu, Aremania (nama suporter Arema FC) pun kecewa berat.

Akibatnya, mereka tumpah ruah ke dalam lapangan dan terlibat gesekan dengan pihak kepolisian setempat. Belakangan diketahui, 127 orang tewas akibat kerusuhan berdarah tersebut.

Atas kejadian itu, Mochamad Iriawan meminta maaf atas terjadinya tragedi di Malang tersebut. Dia menyesalkan adanya kejadian yang memilukan ini.

“PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut,” kata pria yang akrab disapa Iwan Bule via laman resmi PSSI.

Diberitakan, ribuan Aremania lalu merangsek masuk ke dalam lapangan paska peluit panjang tanda pertandingan berakhir ditiupkan. Kericuhan pun tak terelakkan. Dua mobil polisi hancur karena menjadi target amukan massa. Sementara ratusan suporter tengah dirawat akibat luka-luka.

Sementara itu, polisi mengkonfirmasi, total ada 127 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang ini. Data ini dikonfirmasi oleh kepolisian yang dihimpun dari beberapa rumah sakit yang menjadi tujuan jenazah.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta memastikan ada 127 orang yang meninggal dunia karena kerusuhan di pertandingan Sabtu malam (1/10/2022). Korban tersebut berasal dari Aremania dan petugas kepolisian yang tengah bertugas. 34 orang tewas saat di stadion, sisanya setelah sempat dilarikan ke rumah sakit.

“Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal di stadion ada 34 (orang)” ucap Nico Afinta saat memberikan keterangannya di Mapolres Malang pada Minggu pagi (2/10/2022).

Korban yang meninggal di rumah sakit mayoritas nyawanya tak tertolong karena sudah dalam kondisi memburuk setelah kerusuhan yang terjadi. Mereka mayoritas menjalani sesak napas dan terjadi penumpukan sehingga terinjak – injak karena panik akibat tembakan gas air mata.

“Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion,” paparnya.

Dari sanalah akhirnya para korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat mulai RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Kanjuruhan, hingga ada yang dilarikan ke rumah sakit di Kota Malang.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.