PEKANBARU, Derakpost.com- Sejumlah warga bersama tokoh masyarakat serta pemuda, melakukan aksi menolak pada proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Jalan Pemuda, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru.
Diketahui, penolakan terhadap proyek ini dilakukan oleh warga dua kelurahan. Yakni berada Kelurahan Tirta Siak dan Kelurahan Tampan. Lantaran dalam hal pengerjaan proyek mengakibatkan jalan menjadi rusak yang tidak diperbaiki juga seperti semula.
Penolakan tersebut bahkan ditunjukkan ini, dengan menghentikan secara paksa pengerjaannya pada Sabtu (16/4/2022) malam. Menurut warga sekitar, Hendra Marpaung juga pengacara, bahwa ada penolakan didasari pengalaman kelam yang terjadi beberapa tahun lalu.
“Jadi penolakan ini ada historisnya, ada latar belakangnya, bukan sekedar untuk mengada-ngada. Dulu di Jalan Pemuda ini ada penggalian oleh PDAM, tapi jalan itu tidak pernah dikembalikan ke kondisi semula. Sehingga jalan menjadi rusak,” ujar Hendra.
Dimana sambungnya, jalan itu hanya ditimbun dengan seadanya dan ditutup pakai baja. Tetapi akhirnya galian yang tidak ditutup sempurna rusak lagi dan jalan hancur. Hendra juga mengatakan, pihaknya sudah berulang kali mengadu ke berbagai pihak agar diperbaiki, tetapi tidak membuahkan hasil.
Bahkan DPRD Pekanbaru juga tidak bisa mengusahakan agar jalan ini diperbaiki dengan dana pemerintah. Kejadian pada tahun 2017 lalu itu. Hingga akhirnya jadi mulus atas usaha masyarakat. Dikarena tidak mau lagi jalan hancur dijadikanya proyek tersebut, maka masyarakat telah sepakat menolak proyek ini.
Senada itu disampaikannya Ketua RT 02 RW 01 Kelurahan Tampan Heru. Bahwa aksi penolakan oleh pihaknya warga ini benar demikian. Saat sekarang, sedang kumpulkan tanda tangan warga sekitar melakukan penolakan. Penolakan, kata dia, sangat berasalan. Mengingat pada pengalaman tahun 2017 lalu.
“Pada prinsipnya ini, mendukung proyek pemerintah untuk memajukan kota ini. Hanya saja, tiap ada penggalian di Jalan Pemuda ini, tidak ada pernah dilakukan pengembalian ke kondisi semula. Yang terjadi pada 2017 lalu. Kami tidak mau itu terulang lagi. Maka untuk disaat ini, sementara proyek SPAM ini kami tolak,” katanya.
Penolakan ini sambungnya, sampai ada kepastian bagaimana kondisi dalam hal pengembalian kondisi jalan nanti. Heru menjelaskan, bahwa setelah hampir tiga tahun warga Jalan Pemuda ini sengsara dengan kondisi jalan yang hancur akibat penggalian, baru dapat dinikmati mulus pada 2020 lalu.
“Sejak digali pada 2017 lalu, kami tidak pernah tersentuh perbaikan jalan oleh pemerintah. Jalan itu mulus pada 2020, itu adanya swadaya masyarakat sendiri. Makanya, kali ini masyarakat tidak mau lagi. Harus jelas hitam diatas putihnya, kalau itu mau gali, harus jelas MoU-nya sama masyarakat,” ujarnya.
Heru menyebutkan, perwakilanya warga sejauh ini belum ada bertemu pimpinan perusahaan melakukan pembangunan SPAM di Jalan Pemuda tersebut. Baru ada sebatas berjumpa dengan petugas lapangan saja. Tetapi dirinya mendapat informasi, kalau proyek tersebut sudah mendapat restu dari kelurahan, hanya saja tidak ada sosialisasi.
Terpisah, anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Robin Eduar ini menjelaskan bahwa penolakan dilakukan warga tentu ada alasannya. “Warga itu telah trauma. Bertahun-tahun Jalan Pemuda tersebut rusak parah dan minim perhatian pihak pemerintah. Ketika sudah mulus mau di rusak lagi. Ini yang tidak benar,” ungkap Robin Eduar. **Rul