DERAKPOST.COM – Saat ini diketahui telah dua tiket untuk pasangannya Pilgubri 2024. Kendati demikian, jika dihitung dari jumlah kursi partai yang ada di DPRD Riau. Hal itu, belum tergabung pada dua pasangan yang sudah mendapat tiket tersebut.
Diketahui, dua pasangan calon yang sudah diusung partai itu yakni Nasir-Wardan oleh Demokrat, Gerindra, PAN, dan PPP. Lanjut pasangan Syamsuar-Mawardi oleh Golkar dan PKS. Disaat ini, koalisi tersebut masih bernegosiasi dengan partai-partai tersisa, yakni Nasdem, PDIP, dan PKB.
Koalisi untuk pembentukanya poros ketiga dalam hal Pilgubri itu belum ada mencapai kesepakatan, setelah dua pasangan calon yang sudah diusung tersebut. Karena yang sebagaimana informasi terkini terkesannya menunjukan akan hal adanya tarik-menarik di PDIP antara dua calon baru.
Dimana dua pasangan yang hingga disaat ini belum mendapatkan tiket Pilgubri 2024. Yakni ada Edy Natar-H.M. Haris dan Abdul Wahid-SF Hariyanto. Sebab, hingga saat ini klaim dari kedua kubu yang saling bersaing memperebutkan PDIP tersebut. Apalagi itu, PDIP partai pemenang Pemilu.
Sebab sebagai partai pemenang Pemilu di Riau, PDIP memiliki kekuatanya tawar yang signifikan, terutama itu karena posisi ketua DPRD Riau berada ditangan mereka. Maka, PDIP berkeinginan agar calon gubernurnya berasal dari partai mereka, karena ini PDIP 11 kursi di DPRD Riau tersebut.
Sebelumnya, diketahui Abdul Wahid sudah menyatakan dirinya siap untuk bakal calon gubernur dengan hal SF Hariyanto sebagai wakil gubernur, yang dalam rencana koalisi poros baru. Namun, PDIP menginginkan SF Hariyanto sebagai calon gubernur – Abdul Wahid jadi calon wakil gubernur.
Selain itu, beberapa kader PDIP yang telah terang-terangan mendukung SF Hariyanto untuk Pilgubri. Hal itu, sebagaimana sudah dilansir sejumlahan media, Sekretaris DPD PDIP Riau Kaderismanto juga mengatakan bahwa hal komunikasi untuk pembahasan poros baru, masih berlangsung.
Akibatnya, koalisi ini belum terwujud dan belum ada rencana pengumuman terkait dukungan tersebut dalam waktu dekat ini, karena situasi yang masih dinamis. Sebab tawaran ini ditolak oleh Abdul Wahid, yang lebih memilih tetap di Senayan itu sebagai anggota DPR RI, kalau hanya wakil. (Dairul)