DERAKPOST.COM – Diketahui, bahwa dari Calon Wakil Bupati (Cawabup) Siak nomor urut 1, yakni Sugianto ini dengan kembali melayangkan gugatan kepada Mahkamah Konstitusi (MK). Serta, pasangan lainnya. Bahkan malah itu, mengajukan Pemilihan Suara Ulang (PSU) untuk kedua kalinya.
Dengan adanya ini, muncul asumsi bahwa konflik Pilkada Siak tidak berkesudahan itu bisa menimbulkan dampak sosial ekonomi yang negatif di Kabupaten Siak. Selain itu, juga roda pemerintahan tak akan berjalan dengan baik, yang dikarena kekosonganya pemimpin definitif di Kabupaten Siak.
Terkait adanya pengajuan gugatan ke MK itu, maka disikap Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Demokrasi Berkeadilan (KAMI BELA) Siak dengan mengajukan Amicus Curiae (sahabat peradilan) untuk pelaksanaanya demokrasi di Siak. Selain itu, rentetan dari konflik Pilkada Siak ini juga berimbas pada kemaslahatan bagi masyarakat Siak.
“Kami memang bukan merupakan orang di Kabupaten Siak. Namun kami ini, berharap adanya konflik Pilkada Siak segera selesai. Sebab dampak dari konflik Pilkada ini, juga sangat besar bagi kehidupan masyarakat Siak,” ungkap Koordinator KAMI BELA Siak Johnny S. Mundung di gelaran konferensi pers, Rabu (23/4/2025), di Pekanbaru.
Bahkan, dikatakan oleh aktivis Lingkungan Hidup ini, dengan mendeskripsi salah satu imbas dari konflik Pilkada Siak adalah tata kelola pemerintahan adalah, pembayaran tunjangan, THR dan honor ASN serta THL ditunda pembayarannya. Hal demikian itu, katanya, efek dari konflik dengan tidak ada pemimpin yang definitif.
“Dapat diketahui seperti pemberitaan pada media masa dan pernyataan dipaparkanya pimpinan daerah saat sekarang. Bahwa tak bisa membayar tunjangan THR, dan honor ASN, serta THL maupun lainnya. Ini karena
efek dari konflik Pilkada Siak. Yang artinya, perekonomian daerah ini tidak sesuai akan harapan kesejahteraan,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang peserta dari mahasiswa salah satu universitas swasta di Pekanbaru Nakita, yang menilai konflik Pilkada Siak ini terkesan rumit, bahkan itu terkesan bertele-tele. Bahkan itu, terkesan juga yang kalah pada Pilkada Siak tersebut seperti tidak rela jika kalah. Yang namanya kontestasi pasti ada menang dan kalah. (Dairul)