LAMR Dinilai “Keluar Jalur”, Pemuda dan Mahasiswa Surati Gubernur
MP, PEKANBARU – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dinilai “keluar jalur”, sehingga kaum milenial yang tergabung dalam Gabungan Pemuda dan Mahasiswa Siak Bersatu menyurati Gubernur Syamsuar.
Koordinator Pemuda dan Mahasiswa Bersatu Abdul Wahidin dalam siaran pers yang diterima Medium Pos, Kamis (7/10/2021), menyebutkan sejatinya keberadaan Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau menjadi ujung tombak dan pioner dalam pelestarian budaya dan hak-hak adat bagi Bumi Melayu.
“Negeri bermarwah, masyarakat sejahtera, pemimpin menjunjung tinggi agama dan etika,” tuturnya.
Namun ironisnya, kata Abdul Wahidin, ada semacam pergeseran paradigma dari tujuan awal. Dengan dalih memperjuangkan hak-hak masyarakat Melayu Riau, tetapi terdapat indikasi konspirasi terselubung.
Sinyalemen itu bisa dilihat dari pengelolaan Blok Rokan sebagai bentuk identitas pengembalian hak-hak tradisional masyarakat adat Riau yang turut dilibatkan dalam pengelolaan.
Namun dalam perjalanan waktu, paradigma sedikit berubah. Pengelolaan yg dimaksud bukan keterlibatan LAMR dalam pengelolaan, seakan-akan untuk monopoli sektor ini, namun kenyataan LAMR sengaja membuat Badan Usaha Milik Adat (BUMA) untUk ikut tender secara langsung.
”Seharusnya BUMD (Badan Usaha Milik Daerah, Red) Provinsi Riau yang lebih berkompeten untuk terjun secara langsung dalam pengelolaan blok ini,” kata Abdul Wahidin lagi.
Sejatinya keberadaan LAMR cukup memperjuangkan hak-hak adat tradisional bukan mencari profit di sini. Jadi patut dicurigai, ada tujuan tersembunyi dalam pengelolaan Blok Rokan ini. * (rls/DW Baswir)