PEKANBARU, Derakpost.com- Kembali, layanan pada pihak RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru dinilai buruk. Hal itu, dialami keluarga pasien pada bagian pelayanan di rumah sakit milik pemerintah ataupun plat merah tersebut.
Seperti disampaikan salah seorang dari keluarga pasien kembali dituding dalam pelayanan di RSUD Arifin Ahmad. Yakni,
disampaikanya Ahmad keluarga pasien, kepada wartawan, Selasa (15/3/22) pun mengatakan, dia dari pagi sampai siang yang menunggu keluarga lagi berobat di rumah sakit di Jalan Hangtuah.
Diketahui, pihak salah seorang keluarga pasien menghidap kencing batu merupa limpahannya dari Aulia Hospital Panam Pekanbaru ini mengisahkan karena alat tembak laser pemecah batu di RS Aulia Hospital tak berfungsi, dilimpahkan ke bagian Urologi RSUD Arifin Ahmad, hari Senin (14/3/22).
Ahmad klemudian dilanjutkan ke bagian tembak laser RSUD, di cek tensi karena tensinya tinggi 200 disuruh kembali ke bagian Urologi, lalu ini di suruh ke klinik penyakit dalam dan dianjurkan beli obat dari penurun tensi di apotik RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru. Tetapi itu menunggu lama namun pukul 13.00 petugas apotik RSUD itu closed/istirahat orang ramai menunggu dari Tembilahan dan Dumai.
Tetapi kata Ahmad dari keluarga pasien, dari pagi sampai siang menunggu tidak ada masalah bagi masyarakat. Tapi hal temuan tadi itu jikalau istirahat jangan semua petugas apotek istirahat. Sebut dia, haruslah ada pihak petugas apotek pengganti aplusan seperti contoh pada pelayanan di bank.
Sambung dia, apakah RSUD ini tak bisa meningkatkan pelayanan? Apalagi, kini pasien sudah sekarat tensi tinggi harus diambil tindakan cepat, tapi mereka tak peduli. Katanya, sistem layanan di bank itu jam istirahat orang istirahat. Tapi ada petugas yang melayani orang itu sudah antrean yang sudah lama tadi.
“Kemudian kasus kedua waktu dirujuk ke klinik penyakit dalam sudah sempat dipanggil untuk kembali lagi ke bagian Urologi disuruh keluarga pasien kasih tahu pada petugas Urologi ini datanya belum masuk sistem komputer,” sebut Ahmad dengan emosi.
Pasien ini dipanggil melalui TOA hanya untuk memberitahukan itu saja. Hal itu sistemnya sudah link, ini kenapa harus keluarga pasien disuruh, inikan internal mereka, kenapa keluarga pasien harus bolak-balik ke klinik-klinik itu. Hal parah lagi sambung dia, petugas RSUD main telepon saja.
“Jadi memang kerja pihak administrasi petugas RSUD ini yang sudah tak benar.
Jadi ada itu dua kasus, pertama sistem komputerisasi mereka itu, kenapa tidak online dan kenapa keluarga pasien yang disuruh bolak-balik memberitahukan ke klinik sana, kenapa tak internal,” ungkap Ahmad.
Dikesempatan itu, Ahmad, mengatakan, pasien yang sudah lama menunggu dan ditelantarkan begitu saja, hanya disuruh menunggu satu jam ke depan lagi. Satu jam ke depan belum tahu dipanggil juga nomor antrean. Maka terkait ini, dirinya, jikalau tak ada perbakan mereka dalam bulan ini, akan melapor ke Ombudsman dan Presiden. **Rul