Nofrizal: Efisiensi Anggaran Bisa Memicu Kekhawatiran di Sektor Perhotelan Serta Pariwisata

0 144

 

DERAKPOST.COM – Guna mendanai pada program prioritas, dari Presiden Prabowo Subianto. Saat ini, pemerintah pusat juga gencar melakukan hal efisiensi anggaran sebesar Rp 306,69 triliun.

Kondisi ini tentu berpotensi menghambat stimulus pertumbuhannya ekonomi serta menekan perekonomian daerah, terutama dengan berkurang kontribusi pada sektor akomodasi akibat pemotongan anggaran perjalanan dinas di pemerintah mencapai 40% hingga 70%.

Menanggapi itu, Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau Nofrizal mengatakan, kalau kebijakan ini memicu kekhawatiran di sektor perhotelan dan pariwisata. Namun, ia ungkap pentingnya menyikapi hal ini secara positif dengan berinovasi guna menjaga keberlangsungan industri perhotelan.

“Kami dari PHRI Riau tentu menanggapi keresahan masyarakat terkait pemotongan anggaran di semua sektor, salah satu sektor yang paling dikhawatirkan adalah sektor pariwisata. Ini akan berdampak terhadap dunia sektor bisnis perhotelan, namun kita harus menanggapinya dengan positif, jangan kita tanggapi dengan hal-hal yang negatif,” ungkap Nofrizal.

Dikutip dari cakaplah. Dia menambahkan, PHRI melalui arahan dari ketua umum yang di pusat, menyampaikan hotel harus berinovasi, menanggapi dengan positif dan membuat trobosan-trobosan baru.

“Hotel juga harus menyiapkan akomodasi yang lebih baik, meningkatkan efektivitas pekerjaan, dan memastikan pelayanan kepada konsumen tetap maksimal. Sehingga ketergantungan masyarakat terhadap sektor akomodasi tetap terjaga,” tambahnya.

Dikatakannya, meskipun pengurangan anggaran berpotensi membuat sektor pariwisata lesu, hal ini seharusnya menjadi tantangan untuk terus menggerakkan dan menggiatkan sektor pariwisata.

“Sektor pariwisata memiliki kontribusi besar terhadap devisa daerah. Di Pekanbaru saja, sektor hotel, restoran, dan hiburan menyumbang hampir Rp 50 miliar per tahun, jadi jangan dikira sektor ini tidak mempunyai benefit yang tinggi,” jelasnya.

Terkait potensi dampak langsung terhadap sektor perhotelan, Nofrizal mengakui penurunan omset belum bisa diprediksi secara pasti.

“Apakah sektor ini akan berdampak, pasti akan berdampak tapi bukan sekarang, itu nanti. Dampaknya mungkin baru terlihat di akhir 2025, makanya sebelum dampaknya terjadi, kita harus menyiapkan strategi untuk mengantisipasi penurunan pendapatan di sektor ini,” ujarnya. (Rezha)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.