Oalah….Ratusan Masjid di Mumbai Terpaksa Kecilkan Volume Adzan

0 235

 

INDIA, Derakpost.com- Belakangan ada kabar tak sedap dari India, baginya umat muslim. Pasalnya, lebih dari 900 masjid setuju agar mengecilkan volume adzan. Keputusan diambil menyusul keluhanya seorang politisi Hindu setempat.

Soal pengecilan dari suara atau volume azan tersebut disampaikan oleh Ulama Senior dari Maharashtra di Mumbai. Dia mengatakan, ada mengecilkan volume adzan yang sudah disetujui sekitar 900 masjid di Mumbai tersebut.

Katanya, bahkan Imam Utama di masjid terbesar di Mumbai, adalah Mohammed Ashfaq Kazi, bahkan harus memeriksa dari meteran desibel yang terpasang di pengeras suara sebelum melakukanya atau kumandangkan adzan.

“Volume adzan telah menjadi masalah politik, tetapi saya tidak ingin itu nanti menjadi masalah komunal,” kata pria yang menjadi salah satu cendekiawan Islam berpengaruh di metropolitan itu, dikutip di TRT World, Senin (9/5/2022).

Sembari berbicara, dia menunjuk ke arah pengeras suara yang terpasang di menara Masjid Juma yang berwarna pasir, di kawasan perdagangan lama Mumbai. Kazi juga mengatakan dia memenuhi tuntutan tersebut untuk mengurangi risiko kekerasan antara Muslim dan Hindu.

Diketahui, pemimpin partai regional Hindu Bharatiya Janata (BJP), Raj Thackeray, April lalu menuntut agar masjid dan tempat ibadah lainnya agar menjaga batasan kebisingan diizinkan. Jika tidak, maka dia mengatakan para pengikutnya akan melantunkan doa Hindu di luar masjid sebagai bentuk protes.

Tak hanya itu, Thackeray mengatakan, dia bersikeras agar putusan pengadilan tentang tingkat kebisingan ditegakkan. Partai BJP disebut hanya memiliki satu kursi di majelis negara bagian yang beranggotakan 288 orang.

“Jika agama menjadi urusan pribadi, lalu mengapa umat Islam diizinkan gunakan pengeras suara selama 365 hari (dalam setahun)?” Saudara, saudari dan para ibu beragama Hindu ayo sini bergabung bersama-sama, bersatulah dan dengan meminta agar volume pengeras suara ini dikurangi,” lanjutnya, dilansir cnnindonesia.

BJP pun tidak menanggapi permintaan komentar atas inisiatif Thackeray, yang secara pribadi. Malahan ia menyangkal ucapannya itu menargetkan minoritas, dengan mengatakan ia menginginkan perubahan progresif menguntungkan semua orang India.

Atas hal tersebut, otoritas negara bagian mengambil inisiatif Thackeray dengan serius. Pejabat senior polisi mengadakan pertemuan dengan para pemimpin agama, termasuk Kazi, awal bulan ini.

Pertemuan tersebut dilakukan untuk memastikan mikrofon pengeras suara dimatikan. Mereka khawatir terjadi bentrokan di Maharashtra, rumah bagi lebih dari 10 juta Muslim dan 70 juta umat Hindu.

Pada Sabtu lalu, polisi mengajukan kasus pidana terhadap dua pria di Mumbai karena menggunakan pengeras suara untuk mengumandangkan adzan dini hari, sekaligus memperingatkan para pendukung partai Thackeray agar tidak berkumpul di sekitar masjid.

“Dalam situasi apa pun kami tidak akan membiarkan siapa pun menciptakan ketegangan komunal di negara bagian Dalam situasi apa pun kami tidak akan membiarkan siapa pun menciptakan ketegangan komunal di negara bagian dan perintah pengadilan harus dihormati,” kata seorang pejabat senior polisi Mumbai, VN Patil. **Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.