THAILAND, Derakpost.com- Kejadian tidak menyedapkan, Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan O Cha, ini diboikot para menteri saat memimpin rapat kabinet, Selasa (8/2/22). Tujuh menteri itu merupakan politisi Partai Bhumjaithai, anggota koalisi terbesar kedua pemerintahan Prayut.
Hal ini menandakan semakin peliknya perselisihan di internal koalisi gemuk yang terdiri atas 18 partai itu. Ketujuh menteri itu tidak hadir di rapat kabinet yang dipimpin Prayut. Boikot, ini suatu bentuk protes atas rencana pemerintah yang perpanjang itu konsesi BTS Group Holdings untuk mengoperasikan kereta Green Line di Bangkok.
Para menteri menilai rencana tersebut bisa menaikkan tarif jasa angkutan. Ini merupa kali kedua insiden permalukan Prayut. Partai dipimpin PM yakni Palang Pracharat, bulan lalu terpaksa mengusir faksi menguasai 21 kursi parlemen, hal karena dianggap menyulut perpecahan.
Dilansir iNews.id. Hingga kinipun belum diketahui apakah ada dampak daripada pemboikotan dari rapat kabinet tersebut terhadap pemerintahan Prayut. Disebab pihak PM juga menolak untuk memberi komentar soal insiden ini.
Pengamat politik Universitas Ubon Ratchathani, Titipol Phakdeewanich, mengatakan insiden ini semakin membuka perpecahan di tubuh koalisi menjelang berakhirnya usia pemerintahan yakni 12 bulan lagi.
“Tawar menawar kekuasaan menjadi lebih terbuka di antara faksi pemerintah, mereka ingin menaikkan posisi di saat pemilu semakin dekat,” kata Titipol. **Rul