Parah…… Palestina Dikepung Pemukim dan Tentara Israel

0 199

 

DERAKPOST.COM – Warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat belakangan seperti mendapat serangan berganda. Dari satu sisi, ada para pemukim ilegal Yahudi yang masih terus melakukan aksi brutal, di sisi lain tentara Israel terus melakukan penggerebekan mematikan.

Pada Kamis (2/3/2023), pemukim ekstremis Israel melepaskan tembakan ke warga sipil Palestina di Desa Badui Arab Lemlehat, di sebelah barat Jericho di Tepi Barat yang diduduki.

Hasan Mlehat, seorang aktivis lokal, mengatakan kepada WAFA bahwa sekelompok pemukim Israel bersenjata masuk ke desa dan melepaskan tembakan langsung ke penduduk setempat. Tidak ada cedera yang dilaporkan.

Serangan itu merupakan yang terkini dalam gelombang terorisme pemukim yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tepi Barat yang diduduki. Awal pekan ini, ribuan pemukim menyerbu desa Palestina Huwara, diselatan Nablus, membunuh seorang aktivis kemanusiaan dan membakar ratusan kendaraan dan rumah.

Pada Rabu (1/3/2023), pemukim Israel menyerang warga Palestina, rumah dan kendaraan di kota Beit Ummar, sebelah utara kota Hebron di Tepi Barat selatan.

Aktivis Mohammad Awad mengatakan kepada kantor berita WAFA bahwa para pemukim melemparkan batu ke sebuah rumah warga Palestina di Beit Umma, menghancurkan jendelanya. Mereka juga melempari kendaraan yang sedang diparkir di jalan raya di rumah warga lain dengan batu.

Pemukim juga menyerang seorang pria berusia 54 tahun saat menggembalakan dombanya. Penduduk membantu pria itu dan menyelamatkannya dari para pemukim.

Sementara itu, menurut Rateb al-Jabour, seorang aktivis, pemukim juga menyerang penggembala di Masafer Yatta di Perbukitan Hebron Selatan dan memaksa mereka meninggalkan padang rumput.

Sementara, seorang remaja Palestina gugur dan dua lainnya terluka, salah satunya dalam kondisi kritis, Kamis (2/3/2023) malam. Seerangan ini oleh pasukan pendudukan Israel di Kota Azzun, di provinsi Qalqilia Tepi Barat yang diduduki, menurut Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan Israel mengatakan, Mohammad Nedal Saleem (15 tahun), ditembak di punggung oleh tentara pendudukan Israel. Sementara dua lainnya terluka, termasuk satu luka serius di dada. Tentara pendudukan Israel menembaki tiga remaja Palestina saat mereka berada di pintu masuk kota, kata saksi mata.

Ini menambah jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan pendudukan dan pemukim Israel sejak awal tahun menjadi 68 orang, termasuk 14 anak-anak dan empat orang tua, menurut angka Kementerian Kesehatan.

Sehari sebelumnya, pasukan Israel menyerbu kamp pengungsi Aqabat Jaber dekat Jericho di Tepi Barat pada Rabu (1/3) sore waktu setempat. Ini menyebabkan bentrokan bersenjata dengan pejuang perlawanan Palestina.

Sumber-sumber lokal mengatakan pasukan Israel telah mengepung sebuah rumah di kamp tersebut dan bentrok dengan pejuang perlawanan. Setelah itu pasukan Israel menembakkan sejumlah rudal anti-tank ke beberapa rumah yang mereka kepung di kamp tersebut.

Direktur Rumah Sakit Jericho, dr Naser Anani membenarkan bahwa satu orang telah tiba di rumah sakit dengan luka tembak di kepala. Paramedis Bulan Sabit Merah Palestina juga mengkonfirmasi, satu warga telah ditangkap oleh pasukan Israel setelah mengalami luka yang mereka gambarkan kritis.

Dalam laporan yang disampaikan WAFA, yang dikutip the New Arab, Kamis (2/3), disebutkan bahwa ada tiga orang terluka. Luka diakibatkan oleh peluru tajam yang dilesatkan pasukan Israel.

Kelompok hak asasi manusia Palestina terus mendesak masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel setelah para pemukim Israel menghancurkan kota Huwara di Tepi Barat yang diduduki selama dua hari terjadi kekerasan.

Satu warga Palestina tewas dan beberapa ratus terluka setelah pemukim membalas dendam atas penembakan dua warga Israel dengan mulai menyerbu dan membakar Hawara, dekat kota Nablus, sejak Ahad (26/2/2023), sebagaimana dilansir the New Arab, Kamis (2/3/2023).

Para pemukim dalam amukannya bahkan mendapat dukungan dari pasukan keamanan Israel, yang menutup pintu masuk ke Hawara tetapi mengizinkan ratusan pemukim masuk sambil melarang masuknya petugas medis dan jurnalis.

Kelompok HAM Palestina mengecam tindakan tersebut. Terlebih anggota parlemen Israel yang ekstrem kanan mengatakan Palestina harus dihancurkan. Uni Eropa, AS dan lainnya telah mengeluarkan pernyataan mengutuk kekerasan pemukim di Hawara.

Namun kelompok HAM Al-Haq mengatakan langkah-langkah yang lebih konkret perlu diambil terhadap Israel. Hal ini penting mengingat situasi yang memburuk dengan cepat di lapangan. Al-Haq menegaskan kembali perlunya langkah-langkah akuntabilitas yang mendesak, efektif, dan berarti.

“Itu untuk memastikan diakhirinya impunitas Israel yang dinikmati secara tidak sah, pendudukan ilegal, dan rezim apartheid penjajah-kolonial, dan kesadaran rakyat Palestina atas hak mereka untuk menentukan nasib sendiri,” demikian bunyi pernyataan dari kelompok tersebut.

Di antara daftar 11 poin tuntutan Al-Haq adalah seruan kepada negara ketiga, organisasi regional, dan Dewan Keamanan PBB untuk mencocokkan pernyataan kecaman dengan embargo senjata, sanksi ekonomi dan tindakan balasan terhadap Israel, serta menargetkan sanksi individu terhadap pemukim Israel dan organisasi pemukim Israel.

Dikutip dari Republika com. Kelompok HAM Al-Haq juga meminta negara pihak ketiga dalam Perjanjian Perdagangan Senjata Internasional untuk memeriksa dan menghentikan perdagangan dan ekspor senjata ke Israel yang digunakan dalam pelanggaran hukum internasional.

Sejumlah media Israel sebelumnya menyatakan bahwa tentara pendudukan Israel mengetahui niat para pemukim untuk menyerbu kota Huwara dan desa-desa tetangganya di utara Tepi Barat. Meski begitu, tentara Israel tidak melakukan apa pun untuk mencegah mereka.

Harian Israel Hayom mengatakan badan-badan keamanan Israel gagal melakukan hal yang diperlukan saat sudah jelas bahwa para pemukim sedang mempersiapkan serangan besar-besaran di Huwara. Media sosial penuh dengan hasutan dan ancaman terhadap warga Palestina, menyerukan serangan setelah dua pemukim tewas dalam serangan penembakan.

Wakil presiden Dewan Pemukiman Samaria, David Ben Zion, menulis di Twitter bahwa “Desa Huwara harus dihapuskan hari ini.” Dua menteri kabinet Israel, Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir, menyukai cicitan ini.

Sedangkan menurut Haaretz, lembaga-lembaga pertahanan dan keamanan Israel saling tuding soal kelambanan tentara menutup jalan para pemukim mencapai Huwara.

Di sisi lain, tentara mengkritik badan keamanan Shin Bet karena departemen Yahudi di dalamnya tidak memperingatkan kemungkinan ratusan pemukim tiba di Huwara untuk membakar puluhan rumah dan ratusan kendaraan di kota.

Surat kabar itu menambahkan bahwa unit-unit tentara mulai bertindak hanya setelah para pemukim mulai membakar bangunan dan kendaraan di Huwara. Saat itu mereka sudah tak bisa mengendalikan situasi.

Yang patut dicatat adalah bahwa setelah serangan teroris pemukim di Huwara, pasukan pendudukan tidak menangkap siapa pun. Tanggapan mereka terhadap serangan-serangan ini adalah memperkuat kekuatan di Tepi Barat, khususnya melawan orang-orang Palestina, tetapi tidak mengekang para pemukim.

Menurut Haaretz, setelah situasi terkendali, dan meskipun tentara, Shin Bet, dan polisi Israel mengetahui bahwa pelaku penyerangan tinggal di pemukiman dan pos terdepan di dekat Huwara, mereka tidak menangkap satupun dari mereka. **Rul

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.