Pasca Kejadian Truk Berpenumpang Pekerja Masuk Sungai Segati, GP3: Disaat Ini Masih Ada Pelanggaran

0 90

DERAKPOST.COM – Sebagaima diketahui, Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal, S.Ik, sudah ada mengeluarkan larangan tegas bagi perusahaan untuk tidak lagi gunakan truk modifikasi sebagai armada angkutan pekerja. Hal itu seiring adanya kecelakaan tragis yang menewaskan 15 orang di Desa Segati, Kecamatan Langgam di Kabupaten Pelalawan.

Sebagaimana diketahui truk yang tercebur ke Sungai Segati beberapa waktu itu, yaituĀ  mengangkut sebagian dari pekerja PT ERB merupakan sub kontraktor PT NWR, yang merupa pekerja penanaman/pembibitanya akasia. Truk colt diesel BM 8699 ZO milik PT ERB yang dengan membawa 31 orang penumpang ada terdiri orang dewasa dan anak-anak

Kejadian tersebut merupakan kecelakaan tunggal terjadi itu hari Sabtu, 22 Februari 2025, sekitar pukul 10.00 WIB. Sehingga mengakibatkan 15 orang meninggal dan 17 orang selamat pada kejadian tersebut.
Namun, hingga hampir dua pekan berlalu dari kejadian nahas itu, truk masih bebas mengangkut karyawan berada di daerah setempat.

Sehingga dalam peristiwa memilukan ini,Ā  mengundang reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Gerakan Pemuda Peduli Pelalawan (GP3). Joe Kampe, salah satu aktivis GP3, mengecam keras itu dengan penggunaanya truk barang yang sebagai angkutan pekerja selama ini. “Kami disiniĀ  menilai bahwa truk angkut pekerja yang diguna rekanan RAPP ini, tak manusiawi,” ungkapnya.

Joe mengatakan, PT RAPP selaku bagian dari April Group, yang diduga melakukan pembiarannya dengan membiarkan truk modifikasi menjadi sarana transportasi pekerja. Katanya, apakah harus ada lagi korban, baru pihak Polres Pelalawan dan instansi terkait bertindak ? Maka didesak agar tidak ada lagi pembiaran. Harusnya itu ditindak,

Joe juga mempertanyakan komitmen April Group terhadap keselamatan pekerja nya. ā€œSelama ini, April selalu membanggakan kebijakan kesehatan serta keselamatan kerja (Occupational Health and Safety ā€“ OHS), namun hal kenyataannya bertolak belakang. Jika mereka benar-benar peduli terhadap keselamatan pekerja, mestinya tidak ada lagi truk barang yang dijadikan angkutan manusia,ā€ ujarnya.

Dikatakan dia, tragedi di Segati menjadi tamparan keras bagi dunia industri di Riau, terutama dalam hal perlindungan pekerja. Masyarakat disaat ini menunggu langkah konkret dari pihak berwenang untuk dapat menegakkan aturan dan juga memastikan insiden serupa tidak terulang. Diakui juga, tak semua karyawan yang diangkut pakai truk barang dimodifikasi sebagai fasilitas antar jemput para pekerja. (Ajomarbun)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.