DERAKPOST.COM – Pada pembangunan rumah sakit khusus otak dan jantung di Riau oleh pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum terlaksana. Ini masih menunggu penandatanganannya serah terima berita acara hibah tanah berada di Jalan Naga Sakti, Kota Pekanbaru.
“Ada seluas 10 hektare (Ha) yang lokasi Jalan Naga Sakti, Kota Pekanbaru. Yang pembangunan rumah sakit vertikal otak dan jantung itu tinggal menunggu waktu Pak Dirjen Yankes ini untuk serah terima lahan. Pembangunan tersebut, nantinya dibangun oleh Kemenkes,” katanya.
Syamsuar ini mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, disaat ini pihak Kemenkes sudah alokasikan anggaran untuk pembangunannya. Artinya, untuk pembangunan rumah sakit itu dibangun oleh Kemenkes. Tapi untuk sekarang ini
memang tinggal menunggu waktu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Zainal Arifin saat dikonfirmasi mengatakan, untuk halnya penandatangananya serah terima hibah menunggu jadwal Dirjen Yankes. Artinya jika sudah ada waktu tepat, maka untuk pembangunan dapat dilaksanakan.
“Hibah lahan pembangunan rumah sakit vertikal khusus otak dan jantung tinggal menunggu jadwal Pak Dirjen. Karena itu, Insya Allah penyerahab dilaksanakan di Jakarta. Kemungkinan setelah hari raya Iduladha, hal tersebut bisa dilaksanakan itu dengan segera,” ungkap Zainal.
Karena sambungnya, proses lainnya itu sudah ditindaklanjuti pihak Kemenkes. Seperti halnya untuk Detail Engineering Design (DED) dan Manajemen Kontruksi (MK) sudah dilelang. Kalau itu telah siap maka Kemenkes akan melakukan lelang kontruksi untuk pembangunanya.
Sebelumnya, Zainal Arifin mengatakan, rumah sakit pusat otak dan jantung ini merupakan rumah sakit yang dibangun pemerintah pusat dibawah naungannya Kemenkes. “Jadi rumah sakit tipe A ini adalah rumah vertikal milik Kementerian Kesehatan di Provinsi Riau,” ujarnya.
Pembangunan ini sambung Zainal, yang dikarenakan selama ini masyarakat Riau banyak yang berobat ke Jakarta atau ke luar negeri, khususnya di Malaka. Maka, digagas pembangunan tersebut dengan harapan bisa tertangani didaerah sendiri permasalahan penyakit demikian.
Keuntungan lain katanya, jikalau rumah sakit ini dioperasikan, masyarakat Riau tidak perlu lagi jauh-jauh ke luar negeri atau ke Jakarta untuk berobat. Cukup di Riau saja dan bisa menggunakan BPJS Kesehatan. “Jadi keberadaanya rumah sakit ini bisa berobat gratis,” ujarnya. **Rul