DERAKPOST.COM – Presiden AS Joe Biden diteriaki saat berpidato pada acara kampanye di Minnesota, Rabu (1/11/2023) malam. Namun seorang pengunjung menyela pidato itu, serta b berteriak agar presiden AS itu segera menghentikan perang Israel-Palestina.
Presiden berusia 80 tahun itu telah mengusulkan adanya jeda kemanusiaan dalam perang Israel-Hamas untuk mengeluarkan ratusan sandera dari Gaza. Diketahui, politisi Partai Demokrat itu sedang menyampaikan pidato kepada sekitar 200 pendukungnya di negara bagian AS wilayah utara ketika seorang pengunjung berteriak padanya.
“Saya ingin Anda menyerukan gencatan senjata sekarang juga!,” katanya mengacu pada konflik mematikan antara Israel dan Hamas. Joe Biden langsung menjawab, “Saya pikir kita perlu jeda. Jeda berarti memberikan waktu untuk mengeluarkan para tahanan.”
Pihak Gedung Putih kemudian mengklarifikasi pernyataan Joe Biden, bahwa yang dimaksud tahanan adalah sandera oleh kelompok Hamas di Gaza. Joe Biden kemudian mengungkap langkah-langkah telah dilakukannya, termasuk pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang dipanggilnya Bibi.
“Saya adalah orang yang meyakinkan Bibi untuk menyerukan gencatan senjata agar para tahanan (sandera) bisa keluar. Saya adalah orang yang berbicara dengan El-Sisi (Presiden Mesir) untuk meyakinkan dia agar membuka pintu perbatasan Gaza dengan Mesir untuk mengizinkan para sandera yang dibebaskan untuk pergi,”ujarnya dikutip dari beritasatu.
Joe Biden juga mengungkapkan, ia ikut terlibat dalam upaya pembebasan dua warga AS yang disandera Hamas di Gaza, baru-baru ini. Gedung Putih telah menyerukan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan bantuan dikirim ke Gaza, dan melakukan evakuasi. Namun, jeda kemanusiaan bukanlah yang diusulkan oleh banyak negara melalui resolusi di Majelis Umum PBB.
Ratusan negara dunia mendesak agar Israel-Hamas segera melakukan gencatan senjata, dan masuknya bantuan kemanusiaan, serta pembebasan semua sandera yang ditahan Hamas. Namun, Israel dengan tegas menolak usulan gencatan senjata menurut mereka bakal menguntungkan Hamas. **Rul