RSD Madani Diduga ”Covid-19″-kan Warga Pekanbaru

0 328

MP, PEKANBARU – Peristiwa salah input sehingga menyebabkan dugaan pihak rumah sakit memonis seorang pasien meninggal akibat terpapar virus Corona atau COVID-19 kembali terjadi.

Kali ini menimpa Saipul Nazli Lubis, warga Simpang Jengkol, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru. Pria ini baru saja ditinggal mati sang istri. Mirisnya, penyebab istrinya wafat akibat COVID-19.

“Demi Allah, saya tak ikhlas. Istri saya diperlakukan seperti ini,” katanya saat ditemui di kantor Hukum Mediator dan Pendampingan Publik Satya Wicaksana, Jumat (30/7/2021).

Mendapat laporan itu, Direktur Kantor Hukum Mediator dan Pendampingan Publik Satya Wicaksana Pekanbaru Larshen Yunus langsung melakukan advokasi mempertanyakan masalah itu ke pihak Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (DIskes) Kota Pekanbaru, Arnaldo yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp (WA)-nya, membenarkan adanya pengaduan dugaan peng-COVID-19 seorang warga. Namun dia belum mendapat jawaban rinci dari Kepala Tata Usaha (TU) RSD Madani.

”Tapi saya dapat laporan dari Kabag TU RS Daerah Madani. Tapi bapak sudah dapat penjelasannya? Iya nanti ketemulah biar saya jelaskan,” janjinya seraya menyebut kalau saat ini dia sedang sibuk.

Terlepas dari itu, korban yang mencari keadilan didampingi Larshen Yunus melakukan pertemuan dengan perwakilan Pimpinan Madani Pekanbaru di di Lantai 3, Gedung RSD Madani, Jalan Rajawali Sakti Pekanbaru.

Awalnya terjadi adu argumen antara korban yang notabene pasien wafat lalu divonis akibat COVID-19 dengan pihak dokter dan Kabag TU RSD Madani Pekanbaru.

Setelah mengecek kembali berkas, lalu pihak rumah sakit mengaku salah karena lalai dalam proses penginputan data atas nama almarhumah Maryati, istri Saipul Nazli Lubis.

“Saya bersama suami almarhumah telah mendengarkan pengakuan dari pihak Rumah Sakit. Pada akhirnya mereka mengaku salah dan lalai,” kata Larshen seraya melaporkan kejadian itu Polda Riau.

Saipul sendiri menceritakan kronologis peng-COVID-19-an almarhumah istrinya. Berawal atas kepergiaan sang istri untuk selamanya pada 22 Juli 2021. Sehari setelah pemakaman Saipul mendapatkan hasil PCR dari Rumah Sakit Daerah Madani yang menyatakan istrinya positif COVID-19,

Tak terima, korban lalu mempertanyakan ke pihak rumah sakit. Tetapi bukan jawaban yang diperolehnya, Saipul malah terlibat cekcok mulut dengan petugas Tim Gugus Tugas maupun Satuan Pengamanan di Rumah Sakit Madani tersebut.

”Maksud saya baik, agar begitu saya dapatkan bukti lembaran hasil PCR Istri saya, maka sesegera mungkin saya dan keluarga melakukan Isolasi mandiri,” tutupnya dengan nada sedih. * (DW Baswir)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.