DERAKPOST.COM – Dalam beberapa pekan ini, pengungsi WNA etnis Rohingya itu kini terlantar di belakang Purna MTQ, di daerah Kota Pekanbaru. Bahkan mereka ini dirikan tenda-tenda untuk keluarga berteduh, yang dibuat tepat depan Kantor Rumah Detensi Imigran (Rudenim).
Pengungsi terlantar diakui langsung oleh
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru, Syoffaizal. Dia mengatakan, memang benar sekarang ini pengungsi Rohingya terlantar di depan Kantor Rudenim itu dengan halnya dirikan tenda-tenda.
Syoffaizal mengatakan, bahwa pihaknya tidak ada melakukan pembiaran terhadap warga etnis Rohingya berada di belakang Purna MTQ, Jalan Datuk Wan Abdul Jamal.
Pemko katanya, sudah coba memasukkan warga etnis Rohingya itu dalam Rudenim. Hanya saja, di Rudenim sudah penuh.
“Tidak ada itu pembiaran. Dari awal, kita sudah mencoba memasukkan ke Rudenim, ternyata penuh. Kemudian juga kita coba masukan ke community house, tapi juga penuh. Inikan bukan pembiaran dari pihak Pemko Pekanbaru, karena sudah berupaya untuk hal itu,” katanya.
Dikatakan dia, Pemko Pekanbaru ini sudah berupaya agar mereka mendapat tempat penampungan sementara. Karena ujarnya,
Pemko Pekanbaru bersama UNHCR dan IOM yang bertanggung jawab atas mereka masih mencari tempat.
“Itulah kita coba minta bantuan ke provinsi. Yaitu dengan bersurat itu ke Gubernur Riau untuk penempatan sementara pengungsi Rohingya di UPT Pelayanan Sosial Bina Remaja, Dinas Sosial Provinsi Riau, Jalan Sosial, Lintas Timur, Kelurahan Kulim atau lokasi alternatif lainnya,” ungkapnya.
Ia menyebut, hasil itu berdasarkan pada rapat bersama dengan pihak Rudenim, IOM, UNHCR, dan dihadiri juga Kakanwil Kemenkumham Riau, serta kepala Dinas Sosial Riau. Kemudian dari rapat tersebut ditindaklanjuti oleh UNHCR bersama IOM di Kesbangpol. Setelah itu, bersurat pada gubernur, sekarang ini masih menunggu balasan jawabannya.
Ia menegaskan kembali, bahwa tidak ada pembiaran dari Pemko Pekanbaru. Ia pun menjelaskan, bahwa mereka yang terlantar saat ini dikarena mereka itu datang secara mandiri tanpa ada halnya juga melakukan yaitu Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN).
Kendati demikian, katanya, akan tetap ada diurus, hanya saja masih mencari tempat untuk mereka. IOM sebutnya, juga sudah memfasilitasi mereka. Ia menambahkan, warga etnis Rohingya ini berada di trotoar jalan semakin banyak. Hal itu dikarenakan, mereka dikeluarkan dari dalam Rudenim.
“Kenapa sekarang makin banyak, ternyata mereka yang sebelumnya itu di Rudenim dikeluarkan, karena (Rudenim) memang bukan untuk penampungan pengungsi. Di rudenim itu sebelumnya 129 orang, yang dikeluarkan 42 orang, jadi sekitar 87 orang di dalam rudenim,” pungkasnya. (Fer)