Sampan Suku Maya Pembawa ke Gerbang Alam Lain Ditemukan Arkeolog

0 187

 

DERAKPOST.COM – Tim arkeolog di Semenanjung Yucatán Meksiko menemukan kano atau sampan kayu berusia sekitar 1.000 tahun. Kano ini kemungkinan menandai sebuah situs diyakini orang-orang suku Maya merupa gerbang menuju alam lain di bawah laut.

Pada 2021, tim yang terdiri dari arkeolog bawah air dan ilmuwan dari Mexican National Institute of Anthropology and History (INAH) menemukan kano yang terendam di cenote alias lubang pembuangan alami saat melakukan penelitian terkait rencana pekerjaan konstruksi di area tersebut.

Sampan itu dikelilingi tulang manusia dan hewan, berada sekitar 4,6 meter di bawah air. Menurut pernyataan INAH yang dikutip dari IFL Science, ditemukan 38 sisa kerangka, termasuk metatarsal manusia (tulang di kaki) yang mungkin milik seorang wanita, serta sisa-sisa anjing, kalkun, elang, dan armadillo.

Dikutip dari detik.com. Kehadiran dari tulang-tulang mamalia bercangkang ini, bersama dengan sisa-sisa manusia, membuat para arkeolog berasumsi bahwa kano tersebut kemungkinan besar digunakan untuk tujuan ritual dan mungkin ditempatkan di dalam gua sebelum terjadi banjir.

Menurut kepercayaan suku Maya, gua dan cenote yang banjir dan setengah banjir dianggap sebagai pintu gerbang ke dunia bawah. Selain itu, armadillo dianggap sebagai avatar dewa chthonic Maya, dikenal sebagai Dewa L, yang direpresentasikan sebagai jaguar dengan jubah yang meniru cangkang armadillo.

“Para arkeolog percaya bahwa kemampuan armadillo untuk berenang dan menahan napas di bawah air bisa menjadi kiasan untuk masuknya binatang tersebut ke alam lain di bawah sana. Ada gambaran yang diketahui dalam peninggalan suku Maya tentang armadillo yang muncul sebagai kursi para dewa, dan para dewa menginjakkan kaki di atasnya,” kata Alexandra Biar, arkeolog dari French National Center for Scientific Research (CNRS).

Ini katanya, akan terkait langsung dengan bukti arkeologis di cenote, dan armadillo mungkin dilihat sebagai manifestasi dari yang ilah. Bagi Biar dan rekannya, morfologi sampan itu sendiri menambah kesan bahwa ini semua adalah bagian dari ritual. Menurut laporan Reuters, pada saat penemuannya, kapal itu bertanggal tentatif antara 830-950 M, sekitar akhir zenit klasik peradaban Maya.

Ini adalah titik dalam sejarah di mana kota-kota suku Maya, seperti Chichén Itzá yang terletak di dekat tempat kano ditemukan, berkembang pesat. Namun, penanggalan karbon lebih lanjut menunjukkan bahwa kapal yang tenggelam kemungkinan dibangun pada abad ke-16.

Jika benar, temuan ini akan mewakili kesinambungan praktik ritual suku Maya yang terkait dengan badan air di cenote dan armadillo. Tetapi kesimpulan ini dikemukakan dengan sangat hati-hati. Menurut para arkeolog, ditemukan mikroplastik dalam sampel yang diuji sehingga mungkin akan memengaruhi penanggalan. Dengan demikian, penyelaman baru sedang direncanakan untuk mengambil sampel kayu dan tulang tambahan dari lokasi yang terendam. **Rul

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.