Soal Sidak Gaduh di Batam: Pejabat, Aktivis, Pengusaha, dan Nama Besar Terlibat Panasnya Proyek Lahan

0 144

DERAKPOST.COM – Wakil Wali Kota Batam (Ex Officio Wakil Kepala BP Batam, red) Li Claudia Chandra ini terlibat cekcok dengan aktivis lingkungan sekaligus pegiat media sosial, Yusril Koto. Hal itu, disaat dilakukan sidak pemerintah Kota Batam ke lokasi cut and fill di Kawasan Botania I, di hari Rabu (9/4/2025).

Dimana disaat itu suasana berubah panas. Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, ada terlibat adu mulut sengit dengan Yusril Koto, yang ternyata saat itu juga bertindak Humas PT Citylink Central Properti. Dalam hal ini insiden terjadi saat Claudia dan Wali Kota Batam Amsakar Achmad, ketika turun langsung mengecek aktivitas pengurugan lahan dinilai merusak lingkungan.

Claudia menegaskan bahwa kegiatan cut and fill tidak boleh dilakukan sebelum ada keluar izin resmi, yang terutama dokumen AMDAL dari Pemprov Kepri. Namun Yusril memotong penjelasanya Claudia dengan suara lantang. Dia menuding pemerintah, khususnya BP Batam, melakukan praktik tebang pilih didalam penindakan aktivitas ilegal.

“Kalau Lik Khai (anggota DPRD Kepri) tidak dimasukkan ke penjara, saya nantinya akan salahkan Ibu!” bentak Yusril itu di hadapan Claudia. Pernyataan itu memicu reaksi emosional dari Claudia. Politisi Gerindra itu naik pitam, merasa dituding tanpa dasar dan bahkan dilecehkan secara verbal.

“Bapak jangan seenaknya bicara begitu ke perempuan! Saya bekerja benar, saya tidak lindungi siapapun!” tegas Claudia sambil menunjuk Yusril.

Ketegangan kian memuncak hingga sejumlah anggota DPRD yang hadir terpancing emosi. Beruntung, suasana panas berhasil diredam oleh pihak pengamanan dan tokoh masyarakat yang turut hadir.

Bukan Sekadar Sidak: Perseteruan yang Menyingkap Banyak Luka

Konflik ini menyibak konflik laten yang selama ini bergulir di Batam — soal perizinan yang tumpang tindih, pengelolaan lingkungan yang amburadul, hingga tudingan adanya aktor politik besar di balik proyek-proyek kontroversial.

Dalam sidak tersebut, Claudia bahkan menyebut bahwa izin cut and fill tidak mungkin keluar tanpa adanya izin AMDAL dari provinsi. Di sisi lain, Aseng, pengusaha PT Citylink, mengaku terjebak dalam “sistem” yang membingungkan.

“Kami sudah ajukan patwa planologi dua tahun lalu, belum juga selesai. Bagaimana kami mau bangun kalau izin saja tak keluar?” keluh Aseng dikutip dari gudangberita.

Nama-nama pejabat besar pun ikut terseret. Selain Lik Khai yang dituding sebagai aktor penimbunan DAS Baloi, Yusril juga menyebut lokasi lain seperti cut and fill di area Vista Hotel dan Bukit Daeng, serta menyebut nama Wakil Gubernur Kepri Nyanyang hingga nama Soerya Respationo.

“Kalau mau adil, ayo kita sidak ke semua lokasi hari ini juga!” tantang Yusril.

Claudia menegaskan, tidak ada ‘bekingan’ dalam penegakan hukum. Ia menolak tuduhan bahwa BP Batam tutup mata terhadap pelanggaran lingkungan.

“Saya cinta Kota Batam, kami tidak ingin Batam terendam banjir karena aktivitas yang tak berizin,” ujar Claudia.

Laporan Polisi dan Respons Partai NasDem

Perseteruan tak berhenti di lapangan. Sehari setelah insiden viral, Yusril Koto dilaporkan ke Polresta Barelang oleh Akhmad Rosano, kuasa hukum PT Karsa Adhitama Persada. Ia dituduh menyebarkan berita hoaks dan mencemarkan nama baik terkait lahan di kawasan Setokok.

Di sisi lain, Partai NasDem menunjukkan dukungan kuat terhadap kadernya, Lik Khai. Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, bahkan menurunkan tim hukum ke Batam.

“Apa yang dilakukan Pak Lik Khai adalah kegiatan normalisasi sungai, bukan penimbunan,” tegas Husni Thamrin dari Badan Advokasi Hukum DPP NasDem.

Isu Lingkungan atau Perang Kepentingan?

Kisruh antara pejabat daerah dan aktivis lingkungan ini membuka mata publik bahwa pengelolaan lingkungan hidup di Batam tak hanya soal izin dan tata ruang. Di baliknya, ada tarik-menarik kekuasaan, kepentingan politik, dan dugaan praktik abu-abu yang mengendap lama.

Warga kini menanti: apakah sidak ini hanya simbolik, atau akan menjadi titik balik untuk tata kelola lingkungan dan lahan yang lebih adil dan transparan?  (Dairul)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.