Soedjatmoko Sosok yang Disebut Anies Tak Pernah Lulus S1 Namun Berhasil Jadi Rektor Universitas PBB ?

0 92

DERAKPOST.COM – Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut nama Soedjatmoko ketika memberikan materi di Masjid Salman ITB, hari Sabtu (8/3/2025).

Ia menyebut Soedjatmoko sebagai sosok luas biasa. Meski tak lulus S1, tapi berhasil itu menjadi Rektor Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jepang.

Lalu siapa Soedjatmoko tidak pernah lulus sekolah kedoktorannya, namun mendapat Doktor Honoris Causa yang dari universitas terkemuka dunia. Ternyata kematangannya  berpikir, karena kebijaksanaannya, karena luasnya bacaan. Padahal iabdiketahui tidak lulus S1.

Dikutip dari ditulis KBA News. Berikut untuk mengenal sosok Soedjatmoko yang sudah dirangkum dari berbagai sumber. Diketahui bahwa Soedjatmoko yang dilahirkan pada tanggal 10 Januari 1922 di salah satu Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dengan nama Soedjatmoko Mangoendiningrat.

Ia merupakan anak kedua dari pasangan Saleh Mangoendiningrat, seorang dokter keturunan bangsawan Jawa asal Madiun, dan Isnadikin, seorang ibu rumah tangga asal Ponorogo. Pasangan tersebut mempunyai tiga anak. Kakak Soedjatmoko, yakni Siti Wahyunah, kelah menjadi istri Sutan Sjahrir.

Dalam kiprahnya, Soedjatmoko adalah dikenal sebagai seorang intelektual, diplomat, dan politikus yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas PBB di Tokyo, Jepang, dari tahun 1980 hingga 1987.

Sebelum menjadi Rektor Universitas PBB, Soedjatmoko memiliki karir yang panjang dan beragam, termasuk sebagai diplomat, penulis, dan aktivis sosial. Misalnya, ia pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat dari tahun 1968 hingga 1971.

Selama menjabat sebagai Rektor Universitas PBB, Soedjatmoko fokus pada pengembangan program-program yang berkaitan dengan perdamaian, penyelesaian konflik, dan pembangunan berkelanjutan.

Pada tahun 1980 Soedjatmoko pindah ke Tokyo, Jepang. Pada bulan September, ia mulai berjabat sebagai Rektor Universitas PBB, dengan menggantikan James M. Hester.

Pada tahun 1985, ia menerima penghargaan Masyarakat Asia (Asia Society Award), dan mendapatkan Universities Field Staff International Award untuk Distinguished Service to the Advancement of International Understanding tahun berikutnya.

Soedjatmoko meninggal karena serangan jantung pada tanggal 21 Desember 1989, saat tengah menyampaikan kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). (Dairul)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.