Warga Bangladesh Protes Besar-besaran Tolak Lonjakan Harga BBM

0 176

 

DERAKPOST.COM – Antrean panjang BBM di Bangladesh, kembali terulang.
Protes besar-besaran telah terjadi di Bangladesh selama akhir pekan. Protes ini merupakan reaksi dari masyarakat akibat kenaikan harga bahan bakar yang melonjak.

Ribuan pengunjuk rasa dilaporkan turun ke jalan di beberapa kota Bangladesh setelah pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina menaikkan harga bahan bakarnya hampir 52 persen, harga paling tinggi sejak negara tersebut merdeka.

Dikutip dari The Hindustan Times, pengunjuk rasa yang marah mengepung stasiun bahan bakar dan menuntut pembatalan kenaikan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara itu pemerintah Bangladesh menyalahkan perang Rusia-Ukraina atas kenaikan yang terjadi.

Namun menurut catatan, Bangladesh Petroleum Corporation yang dikelola oleh negara telah mengalami kerugian lebih dari 8 miliar taka atau 85 juta dolar AS pada penjualan minyak dalam enam bulan terakhir, hingga Juli.

Menurut laporan dari Reuters, harga bensin meningkat sebesar 51,2 persen menjadi 130 taka atau sekitar Rp 20 ribu per liter pada Sabtu (6/8). Sedangkan bensin beroktan 95 sebesar 51,7 persen menjadi 135 taka, diesel dan minyak tanah naik sebesar 42,5 persen.

Selama sembilan bulan terakhir, tingkat inflasi Bangladesh telah berada di atas 6 persen, dan mencapai 7,48 persen pada bulan Juli, beban terberat yang dihadapi oleh kelas menengah dan keluarga miskin untuk memenuhi pengeluaran mereka sehari-hari.

“Kami sudah berjuang untuk memenuhi kebutuhan. Sekarang pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar, bagaimana kami bisa bertahan?” kata seorang pegawai swasta, Mizanur Rahman.

Dikutip dari RMOL.id. Selain harga bahan bakar minyak, inflasi yang meningkat juga terkait dengan kenaikan harga bahan pokok dapur seperti beras, kacang-kacangan, minyak, garam, serta sandang dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Cadangan devisa Bangladesh dikabarkan hampir menipis. Pemerintah telah melakukan serangkaian langkah untuk mengatasi krisis ini, termasuk membatasi impor barang mewah dan impor bahan bakar termasuk gas alam cair (LNG) dan menutup pembangkit listrik tenaga diesel karena pemadaman listrik berulang. **Fad

 

derakpost

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.