Warganet Pro Kontra Istilah Wisuda Itu pada Tingkatan Pelajar TK Hingga SM
DERAKPOST.COM – Akhir-akhir ini, dari pihak sekolah mengistilahkan kegiatan perpisahan bagi siswa TK hingga SMA sederajat, dengan wisuda. Bahkan, hal itu berbiaya besar dikarena merayakan secara berlebihan.
Selama bertahun-tahun, acara wisuda
sekolah sudah menggantikan kegiatan acara perpisahannya anak TK, SD, SMP, hingga SMA. Tetapi, tidak semua orang sepakat dengan adanya prosesi wisuda di level pendidikan tersebut.
Apalagi, acaranya terkadang berlebihan hingga memberatkan orang tua. Wisuda sekolah ada yang berbiaya besar karena ditaja di balai pertemuan ataupun hotel. Menetapkan aturan dress code, hingga meundang musisi papan atas
Namun, itu tidak semua orang sepakat dengan adanya prosesi wisuda di level pendidikan tersebut. Maka itu kalangan warganet mendorong agar wisuda bisa dikembalikan itu untuk anak kuliah saja. Tak perlu ada di TK hingga SMA.
Seperti halnya, pada ujung tahun ajaran 2022/2023, warganet ramai mendorong agar wisuda dikembalikan hanya untuk penanda kelulusannya mahasiswa dari perguruan tinggi. Namun, terlepas dari itu ada yang tetap istilah wisuda.
Salah satu orang tua murid, yakni Agia Kamilia, mengaku sangat setuju dengan adanya wisuda anak untuk TK, SD, SMP, SMA/SMK karena hal itu menjadi salah satu kebanggaan tersendiri untuk anak dan orang tua sambut kebahagiaan.
“Selama sekian lama, sudah menempuh pendidikan, apalagi itu jenjang SD harus ditempuh selama enam tahun. Ini, akan menjadi suatu kenangan indah adanya wisuda ini,” kata Agia kepada wartawan, menyikapi hal marak belakangan ini.
Agia mengamini, bahwa memang tidak sedikit biaya yang dibutuhkan ini untuk wisuda anak, mulai dari pakaian, riasan, hadiah, maupun persiapan lainnya. Juga merasa kegiatan wisuda anak ini terlihat lucu. Peserta menggunakan kebaya.
“Biayanya, juga menurut saya tidak jadi persoalan. Yang penting, anak senang dan bisa memiliki kenang-kenanganya saat wisuda. Biaya mengisi acara juga tidak sedikit, mulai dari pakaian, riasan, dan perlengkapan lainya,” ujar Agia.
Namun dalam hal ini, Agia mengatakan, salah satu segi positif dari wisuda anak, hal itu adalah anak dapat menampilkan bakatnya. Misalnya itu tampil menyanyi, menunjukkan kemampuanya berpidato, ceramah, menari, serta lain-lainnya.
Sementara itu, orang tua murid lainnya, yakni Amita Putri ini menyatakan tidak setuju dengan adanya wisuda anak. Ini katanya, mengutip KBBI, artinya wisuda adalah peresmian atau pelantikan yang dilakukan dengan upacara khidmat.
“Tidak setuju, jimalau prosesi kelulusan pelajar TK hingga SMA, seperti wisuda para sarjana,” ujar Amita. Karena, sebut dia, untuk pelajar cukup menggunakan istilah kelulusan saja. Prosesinya, juga tidak perlu memakai toga atau lainya.
“Anak saya, ditahun ini duduk di bangku TK A. Dia diundang untuk mengisi acara perpisahan/kelulusan murid2 TK B, tapi nggak ada istilah wisuda, pun rangkaian acaranya nggak ada prosesi wisudaan seperti halnya marak kini,” sebutnya. **Rul